Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Arsenal Sebaiknya jadi Ormas Saja

16 Desember 2019   03:15 Diperbarui: 16 Desember 2019   14:05 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Markas Arsenal. (sumber: @premierleague)

Setelah dipecatnya Unai Emery dan digantikan Freddie, rasa-rasanya target Arsenal musim depan memang untuk mengubah struktur: dari organisasi sepak bola menjadi organisasi masyarakat.

Ini serius. Daripada jadi klub sepak bola dengan organisasi yang visinya sekadar memberi harapan kepada pendukungnya, lebih baik turun ke lapangan, membantu masyarakat, dan mencari faedah.

Mencari poin dan gol dan keuntungan untuk organisasi secara bersamaan bukan perkara mudah. Serius. Sebab, itulah formula sepak bola modern saat ini

Dewasa ini, memang seperti itu algoritma sepak bola modern: melihat kesempatan bukan lagi peluang, tapi kepastian. Menang atau tidak sama sekali. Kalah atau cukupkan sampai di sini. Sepak bola modern tidak mengenal harapan, Arsenal! Tidak!

Untuk apa bermain baik atau bagus, tapi hasilnya kalah? Untuk apa kritik atau eveluasi kalau hasilnya selalu kalah?

Sudahlah, lebih baik, sekali lagi, Arsenal jadi Ormas saja.

Setidaknya 5 poin persyaratan untuk mengubah itu sudah Arsenal miliki: Akta pendirian dari notaris; Program kerja; Sumber pendanaan; Suket domisili; dan Tidak dalam sengketa dan/atau perkara di pengadilan.

Yang kemudian jadi pertanyaan: apa kontribusi Arsenal kepada masyarakat?

1/
Dari banyaknya basis suporter, terlebih mereka sudah teranggotakan antar-regional, itu memudahkan dalam capaian program kerja.

Suporter-suporter ini bisa diajak untuk secara konsisten membuat kegiatan sosial seperti donor darah untuk menyuport Palang Merah, misalnya. Palang Merah bukan hanya ada di Indonesia, itu merupakan organisasi internasional. Sebagai ex-anggota Palang Merah Remaja semasa SMP, aku tahu itu.

2/
Lapangan-lapangan tempat sekolah akademi bisa dibuka untuk umum. Akan banyak orang yang bisa memanfaatkan itu daripada mesti daftar dan membayar mahal.

Jumlah lapangan dengan standar yang baik itu berbanding terbalik dengan jumlah lahan kosong yang dipatoki gawang untuk sekadar bisa disebut lapangan sepakbola.

Belum lagi lahan kosong itu ada potensi digusur atau diakui negara. Habis sudah tempat bermain sepak bola, bukan?

3/
Para pemain Arsenal dikader dan diberi pendidikan politik. Ormas tanpa berpolitik, hanya akan ditunggangi partai politik. Arsenal tidak boleh begitu dan seperti itu.

Pemain-pemain Arsenal mesti maju dalam kontestasi politik di negara asal mereka. Tapi, tidak boleh asal terjun bebas dengan bermodalkan popularitas. Tidak akan jadi apa-apa.

Belum tentu menyusahkan ketika sudah mendapat jabatan, yang jauh lebih buruk dari itu: terbawa dan tidak bisa mengambil sikap, semisal, ketika sedang rapat pleno.

Oleh karena itu, dari sekarang, mumpung belum terlambat, mereka dibekali pendidikan politik. Pahami masalah pada tempat mereka kelak akan dipilih dan berikan alternatif solusi. Yang penting, ada sikap!

4/
Ketika masyarakat sudah lupa kalau sesungguhnya Arsenal adalah organisasi sepak bola, barulah pilih momen di mana Arsenal bisa putuskan untuk kembali: akan bermain di Liga mana? Indonesia boleh dicoba.

Jadi, kalaupun masih sering kalah, setidaknya ketika menjadi Ormas Arsenal tidak kaget. Karena di Indonesia sudah banyak ormas-ormas lain.

I'm talking seriously. No jokes, Arsenal. Sebagai usul: Xhaka bisa jadi korlapnya dan namanya diubah menjadi FPH: Front Pemberi Harapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun