Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Peang dan Kesukaannya pada Kata

18 April 2017   04:52 Diperbarui: 8 Agustus 2017   08:46 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar dari twitter

Setelah bangun tidur, ada dua hal yang selalu Peang lakukan: merengek minta dibuatkan susu dan menonton (bahkan ia menyalakan sendiri tv dan vcd-nya) film-film itu. Sekali lagi saya ulang, saat itu umurnya (baru) hampir 3 tahun. Dan Peang sudah tahu kepingan vcd ini film apa. Karena jika kalian beli kepingan vcd bajakan, yang tertera di kepingan itu hanya tulisan, bukan gambar. Jika pagi itu Peang ingin menonton Power Rangers versi Megaforce, ia ambil dan ia nyalakan sendiri.

Pernah sekali waktu saya menguji Peang. Karena jujur, waktu itu saya penasaran. Saya awur kepingan vcd di lantai, saya minta Peang untuk mencari kepingan vcd yang saya sebutkan. Ia berhasil. Tidak ada yang meleset dari pilihannya waktu itu. Kemudian saya menduga: cara Peang memahami kata-kata yang ada di kepingan vcd itu adalah memahami bentuk kata dan/atau kalimat yang ada. Bisa saja saya keliru, toh saya tidak menanyakan padanya mengapa ia bisa. Biarkan saja ia memahami sendiri dengan caranya. Karena belajar yang baik itu, lagi-lagi saya dapati ini dari pertunjukan Messake Bangsaku, paham konsepnya dan tahu cara mengaplikasikannya.

Peang barangkali tahu konsep kata-kata dari bentuknya dan Peang tahu bagaimana mengaplikasikannya. Yha, tanpa perlu tahu kalau huruf P, O, W, E dan R jika disatukan menjadi kata: POWER. Mulai saat itulah saya mengajarkan Peang membaca. Saya ajarkan huruf-huruf lengkap dengan mengejanya. Setelah ia bisa, ia minta sekolah.

Peang masuk sekolah setelah ia bisa baca-hitung-tulis. Buat saya, sekolah tidak mengajarkan apa-apa. Selain disiplin, tentu saja – dan teman memiliki teman sebaya.

5/

"Karena awal mula cerita adalah induk kalimat dan anak kalimat. Namun, jauh sebelum kalimat itu ada, ia hanya kata-kata. Tak berinduk, tak beranak." -- Unknown.


6/


Lain waktu, pernah saya ajak Peang ke Toko Buku Bekas. Saya tentu mencari buku murah. Saya biarkan Peang mencari buku yang sekiranya ia suka. Ia mengambil satu buku: Kamus Bahasa Inggris. Ia bilang, banyak gambar binatangnya. Baru saya ingat kalau Peang ingin sekali jadi Dokter Hewan kalau sudah besar.

7/

Setiap hari, selepas pulang sekolah, sebelum Peang ganti baju, pasti ia sering mengganggu saya nonton NBA. Di rumah adalah waktunya dia menonton Nat Geo Wild. Cara dia menonton buat saya unik: jadi sambil mendengar dan membaca sub-title tayangan Nat Geo Wild, Peang akan menggenggam kamus. Bila bahasannya tentang nama binatang yang aneh, ia akan mencarinya di kamus. Begitu terus. Sekarang pembendaharaan katanya perihal binatang sudah lumayan, melebiihi saya.

8/

Ada kamus baru yang saya beli untuk Peang dengan harga yang lumayan. 250ribu, harganya. Itu tidak sengaja, tapi Peang sangat suka. Untung sedang diskon. Untung gengsi menyelamatkan. Nama kamus itu: First Dictionary – Learn with Words.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun