Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menggunakan Stres sebagai "Senjata" untuk Hidup yang Optimal

18 Agustus 2019   12:05 Diperbarui: 18 Agustus 2019   12:16 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: hindustantimes.com

Sering merasa mudah lelah, tidak tenang, khawatir berlebihan dan bahkan untuk bangun di pagi hari saja tidak bersemangat? Bisa jadi kita sedang mengalami stress. Stress menjadi hal yang seringkali diabaikan, padahal jika dibiarkan berlarut-larut, stress dapat mengakibatkan berbagai macam masalah lain seperti masalah kesehatan hingga sosial.

Stress dapat diartikan sebagai gangguan mental yang dihadapi oleh seseorang akibat adanya tekanan. Tekanan tersebut dapat berasal dari dalam ataupun luar diri. Tekanan dari dalam diri bisa berupa rasa rendah diri, kurangnya kemampuan dalam melakukan sesuatu, ataupun kurang beristirahat dan lain sebagainya.  Tekanan dari luar bisa berupa pekerjaan yang banyak, tekanan atasan, hingga lingkungan yang tidak kondusif.

Berdasarkan data yang dikemukakan oleh Wakil Rektor Universitas Paramadina yakni Dr. Fatchiah Kertamuda, terdapat 14 juta orang di Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan mental berupa depresi dan gangguan kecemasan. Data tersebut merupakan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) 2013 yang dikombinasikan dengan data rutin dari Pusdatin. Gangguan depresi dan kecemasan tersebut tentu merupakan akibat dari rasa stress yang telah dibiarkan berlarut-larut.

Selain depresi dan kecemasan, stress yang berlarut dapat menghasilkan berbagai macam dampak. Dampak stress dapat dibagi menjadi 2 macam, yakni dampak pada mental/emosional dan dampak pada fisik.

Dampak stress pada mental/emosional seseorang dapat berupa sikap negatif yang ditunjukan, khawatir atau rasa takut yang berlebihan, sedih dan mudah tersinggung, rasa kesepian, ragu-ragu dan putus asa. Selain itu, stress berlebihan juga dapat mengakibatkan kurangnya konsentrasi, insomnia, depresi dan bahkan kematian akibat mencelakai diri sendiri.

Dampak stress pada fisik seseorang dapat berupa ketegangan atau kejang ada otot, sakit kepala, migrain dan sering letih. Jika dampak tersebut makin parah, berbagai macam penyakit seperti diare, gangguan kulit, asma, tekanan darah tinggi, dan penyakit-penyakit lainpun dapat terjadi.

Oleh karena itu, perlu adanya kontrol yang baik terhadap stress. Pada beberapa waktu lalu, survey yang dilakukan oleh Cigna (perusahaan penyedia solusi keuangan yang bergerak di bidang asuransi kesehatan) menunjukan bahwa tingkat stress orang Indonesia cukup rendah atau berkisar 75% dari 1000 orang responden. Berbeda dari Negara lain yang berada pada kisaran 86% ke atas, dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki rakyat yang cukup "bahagia".

Dari survey tersebut dijelaskan bahwa, rata-rata orang Indonesia dapat mengontrol rasa stress mereka dengan cara "curhat" atau memiliki teman bicara. Meski survey ini menunjukan hal yang cukup "positif", namun jika melihat kehidupan sekitar kita yang memiliki banyak sekali permasalahan, alangkah baiknya kita mengetahui cara mengelola stress sebagai pencegahan terhadap dampak stress yang negatif.

Yah, fokus kita bukan pada menghindari stress, karena selama kita hidup, stress akan selalu muncul. Jadi kuncinya adalah bagaimana cara kita mengelola stress tersebut. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam mengelola stress. Hal pertama yang perlu dipahami adalah cara mengidentifikasi apa yang menyebabkan stress tersebut. Dengan mengetahui penyebab stress, kita dapat mencari cara yang tepat untuk mengatasi stress.

Untuk melakukan hal ini memang susah-susah gampang, karena kita harus betul-betul melihat akar masalah yang menyebabkan stress tersebut. Oleh karena itu, perlu ketenangan dan pikiran yang difokuskan pada usaha untuk mengatasi masalah.

Selain itu, cara lain agar tidak mudah mengalami stress antara lain seperti mengelola waktu dengan bijak, melakukan olahraga atau menjaga kebugaran fisik, melakukan relaksasi atau peregangan, memiliki waktu istirahat dan rekreasi yang cukup,  menciptakan lingkungan yang nyaman, hingga adanya dukungan sosial. Hal-hal sederhana seperti tersenyum dan tertawa serta berdoa juga terbukti dapat mengelola atau mengurangi stress.

Stress seringkali dikaitkan dengan hal yang negatif. Namun, stress sebetulnya dapat menghasilkan dampak yang positif jika stress dikelola dengan baik. Berdasarkan level atau tingkatannya, stress dapat dibagi dalam 4 jenis, yakni hipo stress, eustress, hiper stress dan distress.

Hipo stress merupakan tingkatan stress yang rendah. Dalam tingkatan stress ini, orang dapat menjadi apatis dan bosan akibat tidak adanya tantangan dalam suatu aktivitas atau pekerjaan. Kurangnya tekanan atau tantangan tersebut dapat membuat seseorang mengalami rasa frustrasi dan mengakibatkan stress.

Eustress merupakan kondisi meningkatnya tekanan dan seseorang mulai mengalami perasaan dirangsang atau ditantang sehingga membuat kinerjanya meningkat sampai pada puncaknya. Pada tingkat ini seseorang dideskripsikan pada daya fokus dan gairah kerja yang tinggi. Tingkatan ini memiliki daya tekanan yang "cukup" atau tidak lebih dan tidak kurang. Hal ini biasa disebut sebagai tekanan positif yang menghasilkan perkembangan.

Hiper stress merupakan level tingkatan stress yang tinggi. Pada tingkatan ini, kinerja seseorang mulai terganggu. Seseorang akan mulai mengeluh kelelahan, lepas kendali, atau tidak mampu mengatasi suatu masalah. Pada tingkatan ini, kehilangan fokus dan konsentrasi dapat terjadi sehingga segala hal yang dilakukan tidak optimal, malah mengahasilkan sesuatu yang buruk.

Distress merupakan kondisi hiper stress yang telah lama dan berlarut-larut. Tingkatan ini sudah sangat serius dan berpotensi tinggi mengancam nyawa.

Dari ke empat tingkatan stress tersebut, kita dapat mengetahui dan mengelola stress yang datang atau kita rasakan agar stress tidak menghasilkan masalah lain ataupun penyakit. Seperti kata bijak yang mengatakan bahwah "kita adalah apa yang kita pilih." Oleh karena itu, jika stress datang, ciptakanlah kondisi yang membuat kita berkembang dan gunakan stress menjadi "senjata" dalam menghasilkan sesuatu yang baik.

Salam sehat.

Referensi: Satu, dua, tiga, dan Buku "Pengembangan Manajemen" (Penulis: Kaswan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun