Sesuai petunjuk arah petugas tersebut saya bergegas mendatangi ruang Lost and Found dimaksud. Di sana saya diterima oleh mas Dedy staf darat Lost and Found Lion Air. Setelah mendapatkan laporan, menyerahkan boarding pass dan KTP, mas Dedy pun menghibungi temannya di bandara Tjilik Riwut Palangka Raya untuk melacak keberadaan jam saya.
Setelah menunggu, beberapa menit, (lumayan lama) kami mendapatkan kabar dari Palangka Raya jam tangannya akhirnya ditemukan, alhamdulillah. Mas Dedy menunjukan foto jam yang ditemukan dan menawarkan untuk dikirim atau diambil, saya memutuskan untuk mengambil sendiri nanti di Palangka sepulang dinas.
Saya beruntung tidak termasuk penumpang yang mengalami penumpang yang mengalami kekecawaan karena barangnya hilang. Percuma kita memiliki bandara-bandara yang mewah, dengan pemeriksaan yang ketat dan banyak CCTV apabila kita tidak merasakan rasa aman, sia-sia nyaman namun tak aman.
Semoga barang-barang rusak yang rusak karena handling petugas di bagian bagasi yang main lempar koper penumpang, atau pencurian barang penumpang menjadi cerita masa lalu yang tidak perlu lagi terjadi.
Setelah selesai urusan jam tangan tercecer tadi, Nasi Kuning 10.000 tadi mulai kehilangan keampuhannya, saya mulai lapar lagi! Saya mulai menggoogling tempat makan murah sekitar bandara Juanda.Â
Berdasarkan info Google (jangan lupa baca ulasannya), saya menuju Kantin Domestik, keluar dari bangunan bandara kemudian belok kiri, kantin terdapat di depan mesjid bandara Juanda.
Di Kantin Bandara kita memilih makanan di konter makanan yang kita suka diberi catatan kecil, langsung dibayarkan di kasir, dan makanan akan diantar ke meja masing-masing, cukup simple.
Saya memilih Soto dan air mineral botol, yang saya bayar Rp. 24.000 (sudah termasuk pajak restoran 10%), cukup murah, dengan rasa yang biasa saja. Feeling saya makan di dalam bandara mungkin lebih mahal, saya tidak makan di dalam, jadi tidak bisa membandingkan.
Setelah makan saya kembali ke dalam bandara, jalan kaki lumayan jauh. Keluar bandara Juanda menuju Kantin Domestik tadi sangat dekat, namun masuk kembali ke ruang tunggu untuk transit ternyata cukup jauh. Apalagi kami harus menunggu di ruang tunggu pintu gerbang 13.