Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Potret Kekristenan Eropa dan Indonesia

15 April 2023   13:20 Diperbarui: 15 April 2023   13:22 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kekristenan di Eropa

Sungguh sangat mengejutkan sekaligus menyedihkan jika membaca di beberapa media bagaimana kondisi kekristenan di Eropa. Menurut sumber Daily Telegraph London, dalam beberapa tahun belakangan ini kekristenan di Eropa mengalami kemerosotan yang amat tajam. Hal ini terbukti dari enggannya penduduk untuk datang beribadah di Gereja. Di Inggris misalnya pada abad 19, pada umumnya dalam acara pernikahan hampir semua pernikahan disertai dengan upacara keagamaan. Tetapi di tahun 1971, rata-rata yang hadir dalam acara pernikahan keagamaan itu hanya 60 persen. Yang lebih memprihatinkan lagi terjadi di tahun 2000 yang hadir rata-rata hanya 31 persen.

Bukti merosotnya kekristenan di Eropa ini menjadi semakin jelas ketika mengamati aktivitas dari beberapa gereja yang ada. Seperti yang diberitakan melalui Daily Telegraph London "semua denominasi utama, dari Gereja Anglikan dan Katolik Roma hingga Gereja Metodis dan Persatuan Gereja-Gereja Reformasi, sedang mengalami kemerosotan jangka panjang."  Rata-rata penduduk yang menghadiri kebaktian di hari minggu hanya 2 persen. Melihat kondisi tersebut maka tidak heran apabila Daily Telegraph London memperkirakan pada tahun 2040 mendatang Gereja-Gereja di Inggris akan mengalami kepunahan. Kondisi seperti ini bukan saja terjadi di Inggris tetapi juga di Belanda.

Tidak dapat dipungkiri jika beberapa pihak mengklaim bahwa kekristenan di Eropa ambruk, apalagi hal ini diperkuat lagi melalui laporan The Ecclesiological Society yang menyebutkan bahwa setiap tahunnya di Inggris ada sebanyak 60 gereja yang ditutup, ini disebabkan karena "4 gereja dari 4.000 gereja hanya dihadiri tak lebih dari 20 jemaat".  Sedikitnya jemaat yang hadir tersebut sudah barang tentu mempengaruhi pemasukan gereja melalui kolekte maupun perpuluhan.

Yang lebih banyak diperbincangkan lagi adalah berita tentang ditutupnya 500 gereja dan didirikannya 423 masjid baru di London. Berita ini disiarkan oleh situs YourNewsWire.com. "Tepatnya pada tanggal 5 Maret 2018. Situs ini menerbitkan sebuah artikel peringatan tentang dugaan "Islamisasi" di London".  Melalui berita tersebut Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, mengklaim itu sebuah kebenaran yang disampaikan melalui akun Twitter miliknya, @Yusrilihza_Mhd, pada tanggal 27 Maret 2018.

Jika berita dan data-data ini benar, maka tidak heran jika ada 4 gereja di Inggris yang beralih fungsi dari gereja menjadi masjid. Di kutib dari lhikmah.ac.id pada tahun 2014 lalu ada sebanyak 4 gereja di Inggris yang beralih fungsi menjadi masjid masing=masing adalah Gereja Bukit Sion, Gereja Katolik St Petrus , Gereja Protestan dan Gereja Gothik. Ada beberapa factor yang menyebabkan hal itu terjadi. Dari sumber tersebut diketahui bahwa penyebab utama beralihnya fungsi gereja dikarenakan karena gereja tersebut sudah tua dan sudah lama tidak terpakai. Merosotnya jumaat yang datang dalam beribadah juga menjadi penyebabnya, yang pada akhirnya gereja tidak mampu membiayai operasional gereja.

 

Apakah Ini Pertanda Terjadinya Exudus Kristen ke Islam 

Mellihat makin merosotnya jemaat datang beribadah ke Gereja, serta ditutupnya 500 gereja dan dididirikannya 423 masjid, apakah ini merupakan satu indikasi bahwa di Eropa khususnya di Inggris telah terjadi gerakan exudus penganut Kristen ke Islam? Jika kita beranggapan seperti itu, maka perlu dipertanyakan kebenarannya!!!

 

Hasil riset Stephen Bullivant, pakar teologi dan sosiologi agama di Universitas St Mary, London. Melalui "Europe's Young Adults and Religion", diketahui bahwa selama periode 2014-2016 dibelasan Negara Eropa anak-anak muda yang berumur 16 sampai 20 tahun mengakui sudah tidak interest atau tidak tertarik dan berminat memikirkan tentang agama. Ritual ibadah hari minggu sudah ditinggalkan oleh mereka. Atau bisa diartikan mereka sudah tidak beragama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun