Mohon tunggu...
Harry Purnama
Harry Purnama Mohon Tunggu... -

Trainer & coach mature leadership, listening wisdom dan work and life balance [WLB] tinggal di Depok, Jawa Barat, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

How to Listen Better with L.I.S.T.E.N

4 Desember 2015   16:05 Diperbarui: 6 Desember 2015   07:54 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tipsnya, tetap sama.  Lebih baik dan nyaman bagi partner dialog, tunggulah, jangan tergoda.

Tunggulah,  sampai si pembicara selesai.

Barulah giliran Anda menyampaikan pikiran Anda dengan bebas, singkat dan jelas.

Ingatlah, ketika Anda ingin bicara, itu artinya, Anda ingin “didengarkan.” Dan itu berlawanan dengan mendengarkan!

 

3.   S (STAY PATIENT)


“Speak in such a way that others love to listen to you.  Listen in such a way that others love to speak to you” (anonymous)

Mendengarkan adalah latihan “menahan ego” untuk merancang-rancang jawaban.  Tetap tahan jangan menyerah,   meski Anda sudah tahu atau lebih tahu dari si pembicara (senioritas tidak otomatis menolong).  Tahan diri untuk tidak tergoda melontarkan jawaban.  Tahan diri dari pikiran sendiri, konsepsi pribadi, asumsi dan rancangan-rancangan pribadi.   

Latihlah diri Anda untuk bersabar. 

Bersabar untuk mendengarkan terlebih dahulu, baru setelah itu Anda akan didengarkan.  Ini salah satu rahasia komunikasi 2 arah yang terbaik.   Kesabaran untuk mendengarkan melahirkan banyak peluang baru.

Julian Treasure dari the Sound Agency menyarankan agar kita melakukan latihan 3 minutes-silence/day untuk melatih kesabaran (ketenangan diri dan kejernihan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun