Mohon tunggu...
Harris Usman Amin
Harris Usman Amin Mohon Tunggu... Lainnya - I am just an ordinary person

Menulis menyampaikan ide dan gagasan dan semoga bisa memberikan manfaat bagi negara dan bangsa. Amin....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemimpin dan Media Sosial dalam Perspektif Kepemimpinan Profetik

26 September 2022   14:00 Diperbarui: 26 September 2022   14:01 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Media sosial saat ini sudah menjadi bagian/gaya hidup bagi setiap orang, menurut Tinewss.com (2022), ada 191,4 juta pengguna media sosial di Indonesia pada Januari 2022. Jumlah pengguna media sosial di Indonesia pada awal tahun 2022 setara dengan 68,9 persen dari total populasi. 

Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa media sosial menjadi alat komunikasi pilihan bagi sebagian besar orang khususnya di Indonesia termasuk pemimpin/leader di pemerintahan dan juga swasta. 

Media sosial menurut Wikipedia dapat diartikan sebagai platform digital yang memfasilitasi penggunanya untuk saling berkomunikasi atau membagikan konten berupa tulisan, foto, video,dan merupakan platform digital yang menyediakan fasilitas untuk melakukan aktivitas sosial bagi setiap penggunanya. 

Media sosial juga merupakan sebuah sarana untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara daring yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan fungsi utama dari media sosial adalah sebagai alat komunikasi dan berinteraksi secara daring. 

Selain sebagai sebuah media untuk berkomunikasi dan berinteraksi, media sosial juga menjadi pilihan bagi pemimpin untuk menyampaikan pesan-pesan politiknya kepada pendukungnya melalui tulisan, gambar dan video di media sosial mereka. 

Hal ini juga dilakukan juga bagi yang berkeinginan menjadi pemimpin atau mencalonkan diri sebagai seorang pemimpin. Hal ini dapat kita lihat terutama pada pemimpin-pemimpin pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah. Lalu sebenarnya bagaimana penggunaan media sosial yang   sesuai dengan model kepemimpinan profetik?

Kepemimpinan profetik adalah kepemimpinan yang mengikuti / mencontoh perbuatan dan perilaku nabi dengan tujuan mewujudkan misi profetik yaitu humanisasi, liberasi dan transendensi (Amin, 2020). 

Pada waktu era atau zaman nabi belum ada yang namanya media sosial karena teknologi saat itu belum ada atau belum ditemukan, tetapi kita bisa melihat bagaimana cara nabi berkomunikasi dan menyampaikan pesan-pesannya kepada pengikutnya seperti tujuan dari media sosial saat ini. Pada tulisan ini penulis menggunakan referensi Hadist untuk mengetahui bagaimana sikap dan perilaku nabi Muhammad SAW. 

Saat ini kita sering melihat bagaimana seorang pemimpin membagikan kegiatan mereka di media sosial seperti kegiatan memberikan bantuan atau kegiatan lain yang menginformasikan aktivitasnya. Hal ini dilakukan tentu mempuyai beragam tujuan atau rasionalitas dibaliknya, banyak alasan yang disampaikan ketika kita menanyakan kepada seseorang atas keaktifannya di media sosial. 

Mulai dari menyalurkan hobby bersosmed, mendapatkan teman/follower sebanyak-banyaknya, atau bisa juga tujuan berbisnis atau mendapatkan uang lewat sosmed. 

Hal ini juga bisa menjadi alasan bagi seorang pemimpin, namun alasan atau rasionalitas yang bersifat politis tentu akan lebih dirasakan. Bagi seorang pemimpin, followers / pengikut yang banyak dapat menjadi legitimasi bagi kepemimpinannya. Dengan aktif di media sosial seorang pemimpin bisa mendapatkan tambahan follower/pengikut yang tertarik karena melihat apa yang dibagikannya di medsos.

Jika kita melihat apa yang dicontohkan nabi dalam hadist, kita diminta untuk menghindari sifat riya' atau membanggakan sesuatu yang telah kita perbuat karena hal tersebut dapat membuat kita menjadi sombong. 

Dalam hal membagikan kegiatan sosial seperti yang sering dilakukan oleh pemimpin di medsos, hal tersebut bisa saja dilakukan dengan tujuan membanggakan diri atau agar citra positif melekat pada diri pemimpin tersebut, atau bisa juga pemimpin tersebut merasa berkewajiban untuk memberikan contoh yang baik agar bisa diikuti oleh para pengikutnya. Jika hal terakhir menjadi alasannya maka pemimpin tersebut sudah melakukan dakwah untuk melakukan kebaikan dimana hal ini justru yang dianjurkan oleh nabi.

Dalam kepemimpinan profetik ada misi profetik yang ingin dicapai yaitu mewujudkan humanisasi, liberasi dan transendensi. Melalui medsos misi humanisasi bisa dicapai ketika unggahan di medsos tersebut dapat memberikan penghargaan atau penghormatan kepada pihak lain serta tidak menjatuhkan atau menyinggung suatu kelompok atau orang lain. 

Contoh unggahan semacam ini yaitu unggahan memberikan apresiasi terhadap suatu kegiatan atau bisa juga bentuk dukungan terhadap program dari pihak lain. Kritik juga harus disampaikan dengan baik dengan rasa kemanusiaan dengan niat menjadikan sesuatu lebih baik.

Misi liberasi dapat dicapai melalui medsos ketika pemimpin dapat mengunggah sebuah seruan atau program-program yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, seperti memberikan informasi peluang bekerja, memberikan bantuan pendidikan, perbaikan infrastruktur ataupun bantuan lainnya yang bisa dirasakan oleh masyarakat. 

Sedangkan misi transendensi dapat terwujud ketika pemimpin melalui medsos dapat mengajak masyarakat/pengikutnya untuk melaksanakan perintah-perintah agama atau mendekatkan diri dengan tuhan. Yang membedakan Kepemimpinan profetik berbeda dengan kepemimpinan lainnya adalah adanya nilai-nilai atau values yang berhubungan dengan ketuhanan dimana nilai-nilai ini dapat kita temukan dalam agama.

Dari paparan diatas, maka dapat disimpulkan penggunaan medsos oleh seorang pemimpin yang sesuai dengan model kepemimpinan profetik adalah penggunaan medsos yang dilandasi niat untuk mengajak atau memberikan contoh berbuat kebaikan dengan misi untuk mewujudkan humanisasi, liberasi dan transendensi. 

Jika penggunaan medsos tidak memberikan manfaat baik kepada masyarakat namun hanya untuk kepentingan politis dan pribadi maka penggunaan medsos tersebut belum sesuai dengan kepemimpinan profetik. Semoga para pemimpin/calon pemimpin di negeri ini dapat menerapkan model kepemimpinan profetik dalam bermedia sosial, dan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Amin...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun