Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Benarkah Selingkuh Tidak Bisa Diobati? Ini Fakta dan Solusinya

19 Juli 2025   22:54 Diperbarui: 19 Juli 2025   22:54 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Gambar ini dihasilkan dengan bantuan AI.

Ada sebuah ungkapan populer yang terdengar sinis sekaligus finalis: "Selingkuh itu tidak bisa diobati."

Ungkapan ini sering diucapkan dengan nada putus asa atau penuh amarah. Namun, apakah benar demikian?

Menyamakan perselingkuhan dengan penyakit yang tak bisa diobati adalah penyederhanaan yang bisa menyesatkan. 

Selingkuh bukanlah virus flu yang bisa sembuh dengan antibiotik, atau penyakit autoimun yang hanya bisa ditangani dengan terapi jangka panjang. 

Ia bukan penyakit, melainkan gejala --- tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam dinamika hubungan yang bersangkutan.

Dalam banyak kasus, perselingkuhan bukanlah akar masalah, melainkan cabang dari akar yang lebih dalam: kurangnya komunikasi, ketidakpuasan emosional atau seksual, hingga luka psikologis yang belum sembuh.

Pasangan yang tidak saling mendengarkan atau tidak bisa mengekspresikan kebutuhan dan ketidaknyamanan secara terbuka akan menyimpan gunungan emosi tak tersalurkan. 

Dan ketika seseorang merasa tak didengar, tak dihargai, atau tak terpenuhi, peluang untuk mencari pelarian emosional atau fisik di luar hubungan menjadi lebih besar.

Lebih jauh lagi, individu dengan harga diri rendah atau luka masa lalu yang belum sembuh bisa tergoda menggunakan perselingkuhan sebagai cara untuk merasa "berarti". 

Ini bukan pembenaran, tapi penjelasan. Kita tidak sedang membela pelaku, tetapi berusaha memahami mengapa itu terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun