Belanja keperluan sekolah bisa menjadi momen penting: bukan sekadar transaksi, tapi transisi. Tanyakan pendapat mereka, izinkan mereka memilih---dan saksikan semangat itu tumbuh dari hal kecil.
3. Susun Rutinitas Baru yang Realistis
Bersama anak, buat jadwal harian sederhana: bangun, mandi, sarapan, belajar, istirahat, main, tidur. Tapi jangan terlalu kaku---biarkan ada waktu untuk mereka jadi "anak-anak": bermain, tertawa, malas-malasan sebentar.
Disiplin penting, tapi fleksibilitas menjaga kewarasan. Jadwal bukan untuk menghukum, tapi untuk membimbing.
4. Ajari Anak Mengenali Perasaan Mereka
Kadang, anak-anak tidak tahu bagaimana cara mengatakan bahwa mereka gugup atau takut. Maka tugas kita bukan hanya menyiapkan baju seragam, tapi juga kesiapan batin mereka.
Ajak mereka bicara santai:
"Apa yang kamu tunggu dari sekolah nanti?"
"Apa yang bikin kamu deg-degan?"
Percakapan seperti ini membuka ruang rasa. Anak akan merasa lebih didengar, dan kita pun belajar mengenal mereka lebih dalam.