Mari kita berhitung singkat. Biaya pengisian mobil listrik umumnya jauh lebih rendah dibandingkan membeli bahan bakar minyak. Dengan estimasi Rp50--70 ribu untuk satu kali pengisian yang bisa menempuh 250--300 km, jelas secara ekonomi EV sangat bersahabat.
4. SPKLU Sekarang Jadi Tempat Healing Mini
Nah, ini dia poin yang sering tak disadari: waktu pengisian daya EV justru bisa jadi waktu istirahat berkualitas. Saat mobil diisi selama 30--45 menit dengan fast charger, pengguna bisa ngopi, makan, atau sekadar merilekskan punggung yang pegal di rest area.
Bandingkan dengan pengendara BBM yang sering merasa dikejar-kejar waktu, antrean panjang, dan tidak punya alasan untuk duduk lama. Sementara pemudik EV justru wajib rehat. Ini bukan mudik, ini road trip berkedok mudik!
5. PLN Siaga: Lebaran Tak Boleh Mati Gaya
Pada musim mudik 2025, PLN menyiapkan 163 mesin SPKLU di 91 lokasi strategis, termasuk pelabuhan dan titik padat seperti Merak dan Bakauheni. Selain itu, tersedia juga 12 unit SPKLU mobile yang siap beroperasi dalam kondisi darurat.
Langkah ini membuktikan bahwa mobil listrik bukan sekadar tren kota besar, tetapi sudah siap menempuh jalur panjang dan antarprovinsi. Bahkan antarpulau, seperti yang dilakukan Edwin dan Aldo.
6. Apa Tantangannya?
Tentu tak semua perjalanan mulus. Pemudik tetap perlu merencanakan rute dengan baik, mengantisipasi waktu pengisian, dan tidak lupa membawa charger portabel jika memungkinkan. Sama seperti pengguna BBM, perencanaan tetap kunci.
Beberapa pemudik juga menyarankan untuk memulai perjalanan di luar jam-jam puncak mudik, agar waktu pengisian tidak bentrok dengan banyak pengguna lain. Tapi secara umum, kendala besar justru semakin sedikit.
7. Jadi, Perlukah Kamu Coba Tahun Depan?
