Sekolah Rakyat Dimulai 14 Juli: Solusi Keadilan atau Sekadar Ilusi Pendidikan?
Oleh: Harmoko | Senin, 7 Juli 2025
Ketika pemerintah meluncurkan Sekolah Rakyat yang dimulai serentak pada 14 Juli 2025, banyak pihak menyambut hangat: ini dianggap sebagai langkah visioner dalam menghadirkan pendidikan untuk anak-anak dari keluarga prasejahtera.Â
Tapi benarkah begitu? Di balik spanduk besar bertuliskan "Cerdas Bersama, Tumbuh Setara", kita perlu mengajukan pertanyaan paling jujur: apakah program ini benar-benar mengubah sistem, atau justru hanya membungkus masalah lama dengan jargon baru?
Alih-alih memperkuat sekolah-sekolah negeri yang sudah ada, pemerintah membangun entitas baru: Sekolah Rakyat.Â
Bukankah ini justru bentuk pengakuan bahwa sistem pendidikan formal telah gagal melayani yang miskin? Maka, pertanyaannya: kenapa tidak reformasi sistemnya langsung? Kenapa solusinya harus lahir sebagai "jalur alternatif"?
Konsep asrama memang terdengar penuh perhatian.Â
Tapi model ini juga bisa memperkuat jarak sosial: si miskin diasramakan, dididik dalam lingkungan tersendiri, tanpa interaksi dengan kelas menengah atau atas.Â
Akibatnya, meskipun mereka berpendidikan, mereka tetap terpisah dalam jejaring sosial dan peluang masa depan.Â
Ini bukan penyatuan sosial --- ini pengkotakan sosial yang lebih rapi.