Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyabung Janji di Gunung Rinjani: Dari Mimpi, Menjadi Duka, Menuju Refleksi

28 Juni 2025   11:00 Diperbarui: 28 Juni 2025   11:00 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foto Tangkapan Layar via Kompas.id

KELIMA. Simulasi evakuasi reguler, layaknya latihan pemadam kebakaran di gedung tinggi.

Semua ini bukan investasi yang mubazir. Ini investasi atas nyawa. Atas kredibilitas kita sebagai bangsa yang katanya ramah dan profesional.

Dari Rinjani, Kita Belajar Menjadi Lebih Manusiawi

Saya percaya, tragedi kadang hadir sebagai guru. Kematian Juliana, sekeras apapun itu, harus menjadi panggilan. Panggilan untuk tidak menormalisasi kelambanan. Untuk tidak menerima kenyataan bahwa nyawa hilang adalah hal wajar dalam pendakian.

Rinjani memang tinggi. Tapi harga kemanusiaan lebih tinggi.

Jika kita bisa membangun hotel bintang lima di kaki gunung, seharusnya kita bisa membangun sistem SAR yang setara bintang lima juga. Jika kita bisa menarik retribusi dan paket wisata jutaan rupiah, seharusnya kita bisa menyisihkan sebagian untuk melindungi para pejalan yang mungkin hanya ingin menyabung janji dengan alam.

Janji yang Tak Sempat Tersampaikan

Kita tak tahu janji apa yang dibawa Juliana ke puncak Rinjani. Mungkin janji pada dirinya sendiri. Mungkin pada seseorang di Brasil yang ia tinggalkan. Tapi satu hal yang pasti, ia datang dengan harapan. Dan Indonesia, dalam bentuk paling sederhana, telah gagal menjaganya.

Mari kita jaga pendaki-pendaki selanjutnya. Mari kita pastikan bahwa Rinjani tetap indah---bukan karena ia penuh romantika, tapi karena ia juga manusiawi.

Sumber: https://www.kompas.id/artikel/menyabung-janji-di-gunung-rinjani-2?utm_source=link&utm_medium=shared&utm_campaign=tpd_-_android_traffic

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun