Lebih baik lagi, minta bantuan orang lain untuk meninjau ulang.
Lanjut ke surat lamaran, yang sering diperlakukan seperti anak tiri. Padahal, surat ini adalah kesempatan untuk berbicara langsung kepada perekrut, menjelaskan mengapa kamu adalah potongan puzzle yang hilang dari tim mereka.Â
Surat lamaran yang baik bukan sekadar pengulangan isi CV, melainkan narasi personal yang menghubungkan keahlianmu dengan kebutuhan perusahaan.Â
Gunakan bahasa yang lugas dan profesional---dan ya, tunjukkan antusiasme yang tulus, bukan sekadar copy-paste dari Google.
Jika kamu melamar di bidang kreatif seperti desain, penulisan, atau IT, jangan lupakan portofolio.Â
Ini senjata rahasia yang menunjukkan bukti nyata dari kemampuanmu. Pilih karya-karya terbaik, tata dengan rapi, dan sesuaikan dengan posisi yang dilamar.Â
Portofolio yang dikurasi dengan baik bisa jadi faktor penentu dalam seleksi akhir.
Kesimpulannya? Jangan anggap enteng urusan dokumen. Sebuah CV yang rapi dan surat lamaran yang menyentuh bisa membuat perbedaan antara "kami akan menghubungi Anda" dan "terima kasih atas partisipasi Anda".Â
Investasi waktu dan ketelitian di awal bisa jadi penentu besar bagi masa depan kariermu.Â
Karena dalam dunia kerja, kesan pertama tidak datang dari jabat tangan---tapi dari file PDF yang kamu kirimkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI