Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Financial

Paylater dan Risiko Untuk Generasi Muda

16 Juni 2025   01:34 Diperbarui: 16 Juni 2025   01:34 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto kompasiana.com

Banyak yang belum paham bagaimana sistem skor kredit bekerja. 

Belum paham bahwa telat bayar Rp50.000 pun bisa tercatat dan memengaruhi reputasi kita di mata lembaga keuangan.

Edukasi tentang keuangan masih belum menjadi bagian dari budaya. 

Padahal, seharusnya sejak SMA atau kuliah, kita sudah diajarkan tentang utang sehat, pengelolaan gaji, dan pentingnya punya dana darurat.

Bukan cuma diajarkan cara bikin CV atau proposal skripsi, tapi juga diajarkan cara bertahan di dunia nyata yang penuh godaan digital ini.

Saya tidak ingin menyalahkan siapa pun. 

Tidak semua orang punya privilege untuk beli barang tanpa cicilan. 

Tapi mungkin kita bisa mulai membedakan mana kebutuhan, mana keinginan, mana jebakan gaya hidup.

Mungkin kita bisa lebih jujur pada diri sendiri: apakah beli barang ini akan membuat kita benar-benar lebih bahagia, atau hanya akan membuat kita terjebak dalam lingkaran "utang kecil tapi banyak"?

Kadang, pencapaian terbesar dalam hidup bukanlah barang yang kita beli, tapi keinginan yang berhasil kita tunda.

Tulisan ini bukan ajakan untuk berhenti menggunakan PayLater. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun