Sebagai mantan bankir dan figur penting dalam penanganan pandemi COVID-19, Budi Gunadi dikenal pragmatis dan solutif. Namun, itu tidak membuatnya luput dari kritik, khususnya dari kalangan akademik yang menilai bahwa pendekatan ekonomi atau manajerial saja tidak cukup dalam mengelola sektor kesehatan yang begitu kompleks dan bernuansa etika tinggi.
Enam Pilar Reformasi Kesehatan
Untuk memahami konteks pernyataan Menkes secara utuh, kita perlu melihat reformasi besar yang sedang dijalankan. Sejak awal menjabat, Budi Gunadi Sadikin menggulirkan enam pilar transformasi sistem kesehatan, yakni:
1. Transformasi layanan primer: penguatan puskesmas, promotif-preventif, dan deteksi dini penyakit.
2. Transformasi layanan rujukan: penataan rumah sakit berdasarkan kelas dan kompetensi layanan.
3. Transformasi sistem ketahanan kesehatan: penguatan produksi alat kesehatan dan farmasi dalam negeri.
4. Transformasi sistem pembiayaan kesehatan: efisiensi JKN dan keberlanjutan BPJS Kesehatan.
5. Transformasi SDM kesehatan: distribusi merata dan kualitas tenaga medis.
6. Transformasi teknologi kesehatan: digitalisasi dan integrasi data melalui Satu Sehat.
Semua transformasi ini membutuhkan tata kelola yang sangat kuat, karena melibatkan ribuan fasilitas kesehatan, jutaan tenaga kesehatan, dan hampir seluruh penduduk Indonesia. Wajar bila kritik muncul ketika pelaksanaannya belum sempurna, atau dikhawatirkan terlalu dipengaruhi kepentingan non-medis.
Dunia Kesehatan: Titik Temu Antara Ilmu, Etika, dan Politik