Tak ada kata terlambat untuk sebuah perjalanan spiritual yang agung. Kalimat ini barangkali menjadi ungkapan paling tepat untuk menggambarkan pengalaman Endang Tri Nurniningsih, seorang jemaah haji asal Kloter 22 Embarkasi Solo.
Dalam usia 60 tahun dan dengan kondisi disabilitas akibat amputasi kaki, Endang tetap teguh melangkah---meskipun kini dengan roda, bukan telapak kaki---menuju Tanah Suci demi memenuhi rukun Islam kelima.
Kisah Endang dan ribuan jemaah lansia serta disabilitas tahun ini menjadi pengingat bahwa semangat ibadah tak mengenal usia ataupun batas fisik. Di tengah tantangan logistik dan keterbatasan infrastruktur, secercah harapan dan kebijakan inklusif mulai terwujud melalui visi besar: haji ramah lansia dan disabilitas.
Keteguhan Hati Endang: Tawaf dari Kursi Roda, Zikir Tak Pernah Pudar
Endang mengalami kecelakaan lalu lintas pada 2013 yang menyebabkan amputasi hingga lutut. Sejak itu ia menggunakan kursi roda. Namun, jauh sebelum musibah itu, ia telah mendaftar haji bersama sang suami, Khuyadi, pada 2012. Tak disangka, takdir membuat keduanya menunaikan ibadah haji dalam keadaan sama-sama membutuhkan alat bantu. Sang suami kini mengalami gangguan di bagian pinggang, yang membuatnya kerap menggunakan kursi roda juga.
Namun keterbatasan fisik itu tidak menghalangi mereka menuntaskan setiap rangkaian ibadah. Dari umrah wajib hingga tawaf dan sai, mereka menyelesaikannya penuh rasa syukur. "Kami tidak bisa berjalan jauh dan lama. Kalau jaraknya dekat, kami masih bisa jalan. Karena itu, saat tawaf kemarin, kami berdua menggunakan kursi roda," tutur Endang.
Ia juga bersyukur dapat mengikuti arbain di Madinah, yakni shalat berjamaah 40 waktu tanpa putus di Masjid Nabawi. Karena hotelnya dekat dengan masjid, Endang bisa rutin pergi ke masjid dengan bantuan kursi roda dan kadang dukungan jemaah lain. "Setiap kali keluar hotel, selalu saja ada jemaah yang membantu saya," ujarnya penuh haru.
Layanan Mulai Inklusif, Tapi Masih Ada Kekurangan
Cerita Endang adalah salah satu dari ratusan kisah para jemaah berkebutuhan khusus yang tahun ini berhasil mencapai Tanah Suci. Data dari Bidang Layanan Lansia dan Disabilitas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menunjukkan ada 513 jemaah disabilitas, terdiri dari 245 laki-laki dan 268 perempuan.