Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemiskinan, Revolusi, dan Kejahatan

15 Mei 2025   03:30 Diperbarui: 15 Mei 2025   03:30 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kemiskinan (Sumber: Unsplash.com)

"Kemiskinan adalah induk dari revolusi dan kejahatan." -- Aristoteles

Oleh: Harmoko | Kamis, 15 Mei 2025

Kalimat pendek yang menggugah ini sering dikaitkan dengan Aristoteles, filsuf besar Yunani Kuno. 

Meski berasal dari masa ribuan tahun lalu, maknanya masih terasa tajam hingga hari ini. 

Kemiskinan tidak lagi sekadar masalah ekonomi, tetapi juga persoalan sosial, moral, dan politik yang menyentuh akar stabilitas sebuah negara.

Sebagai masyarakat yang hidup di tengah tantangan ketimpangan, barangkali sudah saatnya kita menengok kembali peringatan bijak ini. 

Apakah benar kemiskinan bisa memicu revolusi? Bagaimana ia terhubung dengan kejahatan? Dan yang terpenting, apa maknanya bagi Indonesia saat ini?

Ketika Perut Kosong Menjadi Sumbu Perlawanan

Aristoteles dalam karyanya Politics menekankan pentingnya keseimbangan dalam struktur masyarakat. 

Ia percaya bahwa kekuasaan hanya akan stabil jika kelas menengah kuat dan kesenjangan antara si kaya dan miskin tidak terlalu lebar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun