Mohon tunggu...
Harmen Batubara
Harmen Batubara Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Buku

Suka diskusi tentang Pertahanan, Senang membaca dan menulis tentang kehidupan, saya memelihara blog wilayah perbatasan.com, wilayahpertahanan.com, bukuper batasan .com, harmenbatubara.com, bisnetreseller.com, affiliatebest tools.com; selama aktif saya banyak menghabiskan usia saya di wialayah perbatasan ; berikut buku-buku saya - Penetapan dan Penegasan Batas Negara; Wilayah Perbatasan Tertinggal&Di Terlantarkan; Jadikan Sebatik Ikon Kota Perbatasan; Mecintai Ujung Negeri Menjaga Kedaulatan Negara ; Strategi Sun Tzu Memanangkan Pilkada; 10 Langkah Efektif Memenangkan Pilkada Dengan Elegan; Papua Kemiskinan Pembiaran & Separatisme; Persiapan Tes Masuk Prajurit TNI; Penyelesaian Perselisihan Batas Daerah; Cara Mudah Dapat Uang Dari Clickbank; Rahasia Sukses Penulis Preneur; 7 Cara menulis Yang Disukai Koran; Ketika Semua Jalan Tertutup; Catatan Blogger Seorang Prajurit Perbatasan-Ketika Tugu Batas Digeser; Membangun Halaman Depan Bangsa; Pertahanan Kedaulatan Di Perbatasan-Tapal Batas-Profil Batas Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dahlan Hasan Madina : Sejahtera Bersama Kopi Mandheling

16 November 2020   13:01 Diperbarui: 16 November 2020   13:08 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Ada yang bilang ”asal-usul kopi Mandheling bukanlah dibawa oleh orang Belanda, tetapi sebagian mengatakan dibawa oleh orang Inggeris[2] tapi ada juga yang mengatakan orang Minangkabaulah yang memulainya. Orang minang yang naik haji ke Mekkah. Ketika kembali, mereka membawa biji-biji kopi dari Mekkah kemudian ditanam di daerah Minangkabau. Jadi, sebelum awal abad ke-18 tanaman kopi sudah ada di pantai barat Sumatera,” kata sejarawan dari Universitas Andalas, Prof Gusti Asnan.  Pada tahun 1789, kopi diperdagangkan di Kota Padang. Setahun kemudian, ada laporan yang menyebutkan, sebuah kapal Amerika yang pertama berlabuh di Kota Padang telah memuat kopi.

 

Bisnis Kopi adalah bisnis yang menarik dan menjanjikan bagi yang memang senang dengan Kopi, tetapi yang lebih menarik bagi kalangan per Kopian di Indonesia adalah bagaimana agar Kopi yang sudah banyak di kenal warga Dunia ini bisa menjadikannya lebih memberikan nilai tambah bagi para anak negeri. Idenya adalah bagaimana agar Kopi ini jadi bisnis yang menarik. Itu artinya akan lahir kelak pusat-pusat kebun Kopi yang lengkap dengan dukungannya. Kebun-kebun Kopi yang punya sarana jalan untuk menjangkaunya. Jadi siapapun ia, mereka bisa berkebun Kopi dengan mudah. Sepeda motornya bisa jalan-jalan di tengah kebun Kopinya. Mereka juga punya banyak sumber pengetahuan terkait bagaimana caranya berkebun Kopi yang benar dan baik serta mempu memberikan hasil kepada mereka secara optimal. Buku ini juga memberikan contoh cara bertanam Kopi yang benar dan baik. Mereka juga tahu terkait berbagai peralatan berbisnis Kopi. Baik itu sarana yang baik dan benar untuk para pekebunnya, atau sarana dan teknologi yang tepat untuk para pemilik Kedai Kopi, para pemilik Kedai Panggang Kopi. Patahana ingin melihat mendorong peran Pemda, peran Perguruan Tinggi/ Sekolah, peran Koperasi, peran Rumah Produksi dan bahkan peran para konsultan Kopi. Peran para Kolaborator yang bisa menghadirkan bisnis Kopi yang menguntungkan bagi semua pihak, khususnya bagi warga Madina.

Buku ini sejatinya adalah kemasan strategi pembangunan Madina yang dikemas dalam bentuk Buku yang enak dibaca dan memang perlu. Buku ini juga menceritakan bagaimana Kopi bisa tumbuh berkembang di Madina sejak zaman Kolonial, sejak zaman penjajahan. Jauh sebelum Partiang Latong jadi kernet Pedati jurusan  Panyabungan-Sibolga yang menjadi pengusaha angkuta Kopi pada zamannya. Buku ini juga membedah strategi baru pengembangan Madina Kedepan, Madina yang modern tetapi sejahtera dengan aroma perdesaan yang di dukung oleh sarana dan prasarana Transportasi Udara (Lanud Malintang), KEK dan Pelabuhan Batahan.yang memadukan pasar Tradisional dan Modern di sekitarnya. Buku ini juga menceritakan bagaimana Bisnis Kopi tiga terbesar di Pentas Dunia, dia juga menceritakan Bisnis Kopinya Starbucks, Costa Coffee dan Luckin Coffee dan tentu termasuk di Indonesia dan malah tidak ketinggalan bagaimana Kedai Kopi di Madina. Jangan Lupa Seruput Kopinya

Kembali kita ke Buku Pa Dahlan Hasan, Ya. Suatu tugas yang tidak mudah. Menurut Dahlan, sebagai Bupati dia senang dengan tantangan itu. Tetapi jelas, hal seperti ini tidaklah mungkin bisa ditangani oleh Bupati saja. Ini memerlukan kerja sama semua pemilik nama tanah Mandailing, ya tanah Mandailing Natal. Kita juga tahu bahwa para pekebun Kopi di wilayah Mandailing atau berbagai Kopi di wilayah Indonesia lainnya seperti yang mewakili nama Kopi khusus atau SPECIALITY Gunung Puntang, Mekar Wangi, Manggarai, Malabar Honey, Atu Lintang, Toraja Sapan, Gayo Organik, Java Cibeber, West Java Pasundan Honey; Arabica Toraja, Flores Golewa, Redelong, Preanger Weninggalih, Flores Ende Dll Daerah penghasil Kopi yang umumnya belum sepenuhnya bisa menikmati hasil jerih payahnya. Patahanan bilang kita tahu, kita juga pahami bahwa para petani Kopi di wilayah Madina masih jauh dari dukungan sarana dan prasarananya. Umumnya kebun Kopi jauh dari Desa atau Kampung, tidak ada jalan besar bahkan jalan kecil ke lokasi Kebun Kopi, padahal kita tahu Kopi Arabika itu baru bisa tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 700 – 1600 m dari permukaan laut. Tentu tanpa dukungan sarana jalan dari Pemda, tidak mudah menjangkau wilayah kebun seperti itu.

Karena itulah menurutnya selama ini Madina terus berupaya untuk berbuat sesuatu bagi para penggiat Kopi.  Meski terbatas, sarana jalan terus dibangun misalnya dari desa Pagur ke Desa Padang Lawas. Madina juga sudah mempunyai partner dengan PT Kopi Rakyat Indonesia untuk bekerja sama mengembangkan lahan Kopi bersama rakyat. Juga sudah ada Rumah produksi Kopi dari BI. Sudah didirikan Sekolah Kopi. Juga sudah ada   Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Mandailing (MPIG) sebagai pemilik Hak Paten Indikasi Geografis Kopi Arabika Mandheling dan sekaligus jadi kawan dalam meningkatkan kualitas kopi di tingkat petani. Teman para petani Kopi, baik dari sisi hulu maupun hilir atau mulai dari budidaya hingga paska panen agar sesuai dengan standar kualitas pasar internasional. Serta bagaimana pula melakukan negosiasi dengan produsen-produsen yang selama ini memakai nama Mandailing. Mereka yang selama ini mengharumkan nama Kopi Mandheling, semua itu semoga akan membuat para penggiat Kopi Mandheling jadi lebih solid dan lebih bekerja sama untuk kemakmuran bersama. Kita juga berusaha untuk memanfaatkan BumDes menjadi salah satu solusi atau upaya untuk lebih menyemarakkan Kopi Mandheling di tingkat akar rumput.

Sebagai Bupati Madina dan sebagai simbol kepedulian dan kebersamaan Dahlan juga membuatkan percontohan cara budi daya kopi. Contohnya itu dia buatkan di sebelah kiri kantor bupati. Kebun Kopi lengkap dengan tanaman tumpang sari berupa sayur mayurnya (pola tumpang sari). Harapannya sederhana, agar warga bisa mencontohnya. Dalam pandangan nya, masyarakat kita sampai sekarang tak menerima kalau kita hanya OMdo atau omong doang. Apalagi kalau hanya ngomong tanpa bukti yang jelas, rakyat tidak akan mau. Kita harus ikut melakukannya secara bersama.

Membangun Madina Lewat Semangat Kopi Mandheling

Buku ini sejatinya adalah kemasan strategi pembangunan Madina yang dikemas dalam bentuk Buku yang enak dibaca dan memang perlu. Buku ini juga menceritakan bagaimana Kopi bisa tumbuh berkembang di Madina sejak zaman Kolonial, sejak zaman penjajahan. Jauh sebelum Partiang Latong jadi kernet Pedati jurusan  Panyabungan-Sibolga yang menjadi pengusaha angkuta Kopi pada zamannya. Buku ini juga membedah strategi baru pengembangan Madina Kedepan, Madina yang modern tetapi sejahtera dengan aroma perdesaan yang di dukung oleh sarana dan prasarana Transportasi Udara (Lanud Malintang), KEK dan Pelabuhan Batahan.yang memadukan pasar Tradisional dan Modern di sekitarnya. Buku ini juga menceritakan bagaimana Bisnis Kopi tiga terbesar di Pentas Dunia, dia juga menceritakan Bisnis Kopinya Starbucks, Costa Coffee dan Luckin Coffee dan tentu termasuk di Indonesia dan malah tidak ketinggalan bagaimana Kedai Kopi di Madina.

Tetapi sesungguhnya Kopi Mandheling itu sendiri, dari awalnya bukanlah di desain untuk bisa menjadi Kopi terbaik. Kala itu menanam Kopi juga bukanlah sebuah usaha yang menguntungkan. Kopi Madina justeru berkembang karena hadirnya Tanam Paksa yang dilakukan oleh Pemerintah Belanda. Pemerintah Hindia Belanda mulai memasuki wilayah Mandheling atau Mandailing Natal tahun 1824 dan membentuk pemerintahan dibawah Karesidenan Air Bangis bagian dari Gouvernment Sumatra's Westkust. Pada masa itu Belanda belum bisa memasuki wilayah Mandailing. Belanda masih mencoba merebut Bonjol, Bonjol kala itu masih berstatus  DOM[1] .  Ini mengindikasikan bahwa penguasaan wilayah dengan pengerahan militer memerlukan biaya yang tidak sedikit. Harus ada biaya yang bisa diambil dari daerah taklukan.  Karena itu, selagi masa perang dan melakukan pertempuran, produksi beras lokal pun termasuk Kopi dimanfaatkan Belanda untuk menghasilkan uang. Terlebih lagi waktu itu beras masih melimpah. Semua itu dikirim ke Jawa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun