Mohon tunggu...
Hari Wiryawan
Hari Wiryawan Mohon Tunggu... Dosen - Peminat masalah politik, sejarah, hukum, dan media, dosen Usahid Solo.

Penulis lepas masalah politik, sejarah, hukum, dan media, dosen Usahid Solo

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Jurus "Blitzkrieg" untuk "Security Approach" ala Jokowi

19 November 2019   09:09 Diperbarui: 20 November 2019   01:55 2639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini kebijakan ala Orde Baru itu di jalankan Jokowi. Anehnya publik tidak melihat hal itu sebagai suatu 'penjelmaan Orde Baru'. Tidak ada kritik dari media soal pendekatan keamanan ala Jokowi. Ini antara lain karena kepiawaian Jokowi dalam membranding kabinetnya sebagai 'kabinet anak muda', seperti disebut diatas.

Kini tugas Jokowi tinggal membangun soliditas, sebab para menteri baru bekerja sebagai tim dalam beberapa pekan ini. Beruntung Jokowi memiliki Mahfud MD.

Menkopolhukam ini memiliki jam terbang yang panjang di birokrasi dengan berbagai jabatan publik. Selain itu kematanganya dalam bidang hukum membuat tim anti intoleransi ini bisa lebih terarah.

Sehingga nantinya terhindar masalah hukum. Masuknya Ahok, nampaknya juga telah dihitung benar oleh Mahfud MD, karena sebagai mantan narapidana Ahok masuk lewat celah yang tersedia yaitu di area jabatan hukum perdata yaitu di BUMN, bukan di wakil menteri yang secara hukum merupakan jabatan pubik yang terlarang bagi Ahok.

Dalam bidang politik dan keamanan Jokowi memiliki tantangan yang mirip dengan Suharto, dan kini menyusun kabinet yang juga mirip dengan Suharto.

Kini haluan politik ada di tangan Jokowi agar tetap menjaga nilai-nilai demokrasi, rule of law dan jaminan kebebasan berbicara. Security approach Jokowi harus terkontrol dan terjaga dalam koridor hukum.

Dalam menghadapi kaum intoleran dengan Kabinet Indonesia Maju, beban yang dipikul Jokowi jauh lebih ringan bila dibanding periode I. Jokowi kini memiliki Tito dan Fahrul Razi. Tito dulu memang juga mendampingi Jokowi namun sebagai Kapolri. Dengan Kapolri baru, Idham Azis dari Sulawesi Tenggara yang merupakan orang dekat Tito, ibarat Jokowi kini memiliki dua Kapolri. Menteri Agama yang dulu terlalu santun dan intelek, kini Menag bak bolduzer yang menderu.

Karena itu, Jokowi kini memiliki dua menteri pertahanan. Di samping Prabowo, kini juga ada Fachrul Razi, Menag rasa Menhan. Ahok yang dulu menjadi salah satu titik paling lemah bagi posisi Jokowi, kini justru menjadi titik penguat Jokowi.

Kemudian KH Ma'ruf Amin, yang fatwanya sempat menjadi penggerak masa, kini sudah menjadi Capres. Sementara Prabowo, sebagaimana rival Jokowi dalam Pilpres, sudah mendapat kursi terhormat di kementerian

Betapa cepat Jokowi mengubah sebuah titik lemah dalam organisasi di ubah menjadi titik penguat. Ini butuh kegeniusan.

Karena itu, dengan jurus Blitzkrieg, yang tak terduga, security approach-nya Jokowi tampaknya akan bisa menyelesaikan PR-nya dengan baik. Semoga. (Hari Wiryawan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun