Mohon tunggu...
Harisma izza Z
Harisma izza Z Mohon Tunggu... Lainnya - Bawes

akun ini untuk menyelesaikan tugas kuliah saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus

2 Desember 2020   12:30 Diperbarui: 2 Desember 2020   12:34 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ada dua jenis anak berkebutuhan khusus (ABK), yaitu anak sementara (sementara) dan anak tetap (tetap). Anak-anak yang termasuk dalam kategori ABK sementara antara lain anak-anak pada kelas sosial ekonomi terendah, anak jalanan (anjal), anak korban bencana alam, anak di daerah perbatasan dan pulau terpencil, serta anak yang menjadi korban HIV / AIDS. Sementara itu, anak yang termasuk dalam kategori ABK permanen meliputi tunanetra, tunarungu, disabilitas intelektual, disabilitas, disabilitas, autisme, ADHD (attention deficit and movement disorder), anak dengan kesulitan belajar, anak berbakat dan sangat pintar (with Anak-anak berbakat) dll. Untuk menghadapi ABK tersebut dalam lingkungan pendidikan inklusif di Indonesia, tentunya perlu dilakukan strategi khusus.

Pendidikan luar biasa adalah konsep yang relatif dan didefinisikan sebagai rencana yang membutuhkan sumber daya untuk menyediakan pendidikan yang sesuai bagi semua siswa ABK. Pengetahuan ditentukan sesuai dengan kemampuan belajar siswa. Kedua, pendidikan luar biasa adalah istilah umum yang mengacu pada serangkaian program atau layanan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan siswa penyandang cacat atau penyandang cacat. Mulai dari persiapan, pembelajaran, pengelolaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran hingga evaluasi, pendidikan khusus untuk anak berkebutuhan khusus telah banyak disosialisasikan dalam beberapa tahun terakhir ini yang sengaja dirancang berdasarkan kemampuan ABK di kelas terkait.

Ketiga, pendidikan luar biasa menjadi evaluasi dan landasan strategi dan teknik pembelajaran. Strategi dan teknik pembelajaran harus lebih beragam dan tidak terlalu monoton, karena pembelajaran dengan menggunakan strategi atau teknik yang monoton akan membuat siswa termasuk siswa ABK bosan. Keempat, Pendidikan khusus memiliki karakter ekonomi dan politik yang unik. Biayanya sangat tinggi dan sangat sarat politik dalam dunia pendidikan.

Dalam hal ini, pemerintah telah menerapkan empat strategi utama, yaitu: peraturan perundang-undangan memberikan jaminan bagi setiap warga negara Indonesia (termasuk ABK sementara dan tetap) untuk memperoleh layanan pendidikan, dan memasukkan aspek fleksibilitas dan aksesibilitas ke dalam aspek formal. sistem Pendidikan. , Informal dan informal. Selain itu, melaksanakan pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan mengoptimalkan peran guru. Berikut adalah beberapa strategi pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus:

1.Strategi pembelajran bagi anak tunanetraStrategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran , antara lain: Berdasarkan pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitu strategi pembelajaran deduktif dan induktf. oBerdasarkan pihak pengolah pesan yaitu strategi pembelajaran ekspositorik dan heuristic. oBerdasarkan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran dengan seorang guru dan beregu.oBerdasarkan jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecil dan individual. oBeradsarkan interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka, dan melalui media. Selain strategi yang telah disebutkan di atas, ada strategi lain yang dapat diterapkan yaitu strategi individualisasi, kooperatif dan modifikasi perilaku.2.Strategi pembelajaran bagi anak berbakatStrategi pembelajaran yang sesuai denagan kebutuhan anak berbakat akan mendorong anak tersebut untuk berprestasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan strategi pembelajaran adalah : oPembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas. oTidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata tetapi juga mengembangkan kecerdasan emosional. oBerorientasi pada modifikasi proses, content dan produk. Model-model layanan yang bisa diberikan pada anak berbakat yaitu model layanan perkembangan kognitifafektif, nilai, moral, kreativitas dan bidang khusus.3.Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahitaStrategi pembelajaran anak tunagrahita yang belajar di sekolah umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain :oStrategi pembelajaran yang diindividualisasikan oStrategi kooperatif oStrategi modifikasi tingkah laku4.Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksaStrategi yang bias diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempat pendidikan, sebagai berikut : oPendidikan integrasi (terpadu) oPendidikan segresi (terpisah) oPenataan lingkungan belajar5.Strategi pembelajaran bagi anak tunalarasUntuk memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman mengemukakan model-model pendekatan sebagai berikut : oModel biogenetic oModel behavioral/tingkah laku oModel psikodinamika oModel ekologis6.Strategi pembelajaran bagi anak dengan kesulitan belajarAnak berkesulitan belajar membaca yaitu melalui program delivery dan remedial teaching oAnak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui remedial sesuai dengan tingkat kesalahan. oAnak berkesulitan belajar berhitung yaitu melalui program remidi yang sistematis sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, semi konkret dan tingkat abstrak.7.Strategi pembelajaran bagi anak tunarunguStrategi yang biasa digunakan untuk anak tunarungu antara lain: strategi deduktif, induktif, heuristic, ekspositorik, klasikal, kelompok, individual, kooperatif dan modifikasi perilaku.Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi tersebut diantaranya : 1)Fleksibilitas kurikulum (bahan ajar), dimana kurikulum sebaiknya berorientasi pada kebutuhan anak supaya anak tidak merasa mendapat tekanan secara psikologis. 2)Tenaga pendidik yang profesional, dimana dibutuhkan tenaga pendidik yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap tentang materi yang diajarkan serta memahami para peserta didik berkebutuhan khusus. 3)Input peserta didik yakni kemampuan awal dan karakter siswa menjadi acuhan utama dalam mengembangkan kurikulum dan bahan ajar serta penyelenggaraan proses belajar mengajar dan implikasinya perlu dipikirkan. 4)Lingkungan dan penyelenggara se

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun