Salah satu kewajiban orang terdidik adalah memberikan kebermanfaatan dan pengertian bagi mereka yang belum berkesempatan mengenyam pendidikan, berbanggalah atas kemakmuran dan pendidikan yang pernah kalian rasakan.Â
Pendidikan bukan hanya untuk mengentaskan kemiskinan, ia bermetaforfosis untuk mempertajam kecerdasan diri, memperkukuh kemauan berbuat baik serta memperhalus perasaan seorang manusia.Â
Pendidikan yang ideal adalah lapangan perjuangan, bukan semata-mata tempat mengumpulkan penghidupan dan pundi tabungan. Mencerdaskan anak bangsa merupakan amanat konstitusi, agar negara ini tak dungu dan didungukan oleh para culas. Satu hal yang perlu dicatat melalui pendidikan bermutu menghasilkan sumber daya manusia, ia bagaikan dua mata uang yang tidak dipisahkan satu sama lain.
Ki Hajar Dewantara pernah berpesan bahwa " Ing ngarsa sung tuladha, Ing Madya Mangungkarsa, Tut Wuri Handayani" adalah ruh pendidikan yang tak lekang oleh berjalannya zaman dan berkembangnya sistem pendidikan.Â
Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cekatan dapat diperbaiki dengan pengalaman, namun kalau kurang jujur sulit untuk memperbaikinya, itulah manifestasi pendidikan yang pernah Bung Hatta sampaikan. Pendidikan berfungsi sebagai alat untuk manusia berimajinasi tentang mimpi yang dibalut dengan moral, artinya pendidikan tidak berhenti pada intelektual saja namun berhenti pada moral atau menjadikan manusia yang beradab.
Anak-anak bangsa hidup dan tumbuh sesuai dengan kodratnya sendiri, pendidik hanya bisa merawat dan menuntun bertumbuhnya kodrat itu. Otak dan akhlak perlu didik, tidak melulu hanya tubuh saja yang bergerak masuk kelas mengikuti pendidikan. Seringkali kelas sosial dan akses menjadi pembatas mendapatkan pendidikan yang selayaknya. Pendidikan menghargai hal kecil karena dengannya kita bisa belajar apa itu pengajarannya.