Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Islam, Islamisme dan Perda Syariah

20 November 2018   07:24 Diperbarui: 22 November 2018   09:21 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grace Natalie saat mendatangi KOMNAS HAM. || Sumber gambar: Youtube Kompas TV

Beberapa waktu yang lalu, ada politisi dari partai baru yang berusaha mengkritik perda syariah yang berlaku di suatu daerah, yang katanya mengikis keberagaman Indonesia. Mengikis apanya? 

Keberagaman seperti apa yang dikikis dan dihilangkan dari sebuah produk budaya setempat. Riak kecil politik identitas menjadi diskusi yang menarik dan patut menjadi pandangan alternatif. Perda syariah adalah hasil dari manifestasi budaya yang harus dihargai dan diawasi penerapannya.

Islam sebagai keyakinan dan islamisme yang berorientasi kepada politik identitas keagamaan tentu memiliki bangunan yang berbeda. Islamisme adalah produk tafsiran dari cara pandang islam, islamisme tidaklah didasarkan dari iman religiusitas Islam, namun penerapan ideologinya di tataran politik berasaskan agama. Oleh karena itu, dua entitas tadi berbeda dan tidak boleh dcampur adukkan satu sama lain. 

Kepercayaan islam tidaklah menjadi batu sandungan bagi keharmonisan bukan pula menjadi ancaman atas nonMuslim lainnya. Islamisme lah yang seringkali memberikan efek pembeda dan polarisasi terhadap kelompok liyan. 

Islamisme menjadikan liyan sebagai kelompok musuh yang patut disingkirkan. Perseteruan di dalam komunitas islam pun sebab paham islamisme yang menyimpang. Islamofobia menjadi tameng bagi para pengkritiknya.

Di dalam krisis komunitas islam, islamisme menjadi duri yang serasa menusuk di ulu hati. Keharmonisan menjadi harga mati yang tidak bisa digoyahkan atas nama apa pun. Pasca peristiwa 11 september juga menjadi beban dan turut mempolarisasi citra komunitas Islam. 

Setidaknya ada ciri utama islamisme, antara lain: memiliki visi yang reaksioner atas sebuah tatanan politik dunia, mengamini cara pandang genosida antisemitisme, syariahiasasi hukum, semangat kembali pemurniaan Islam yang obsesif dan penggunaan kekerasan dan persekusi dalam tindakan penerapan. Islamime cenderung dalam kategori ideologi Totalitarian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun