Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa Harus Belajar ke China?

24 September 2018   10:14 Diperbarui: 24 September 2018   16:39 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pepatah arab kuno yang mengatakan uthlubul ilma walau bi shin. Carilah ilmu sampai ke negeri China. Ungkapan ini memberikan arti kepada kita semua bahwa dalam masalah mencari sebuah pengalaman tidak terbatas dengan siapa saja kita bisa belajar dan kemanapun tempatnya kita harus mencapainya. 

Dari fakta yang ada, saya kira tidak berlebihan ketika menyebut China pusatnya ilmu dan peradaban. Mulai dari pengobatan herbal tradisional china, bangunan peninggalan kerajaan kuno sampai berbagai macam inovasi teknologi yang mereka tawarkan.

Dari Makanan Halal Sampai Hubungan Bilateral Politik

Bagi seorang muslim, makanan halal tentu menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar bagi mereka. Permasalahan yang terlihat kecil ketika hidup di Indonesia yang mayoritas islam seringkali menjadi masalah besar ketika berpindah ke luar negari, tak terkecuali ketika berkunjung ke China. Mayoritas muslim akan menghindari berbagai makanan haram terutama daging babi.  Tentu makanan yang halal di titik ini menjadi kebutuhan yang krusial.

Solusinya bagaimana? Dosen saya pernah bilang kalau mau mencari makanan yang halal, cari saja kedai makan yang berlogo halal atau cari kedai makanan yang penjualnya berperawakan Turki atau Arab. Hampir dipastikan dia menjual makanan halal. Selain masalah makanan halal, seringkali turis yang beragama islam kesulitan untuk mencari masjid di negara China dan biasanya mereka juha kesulitan mencari tempat untuk berwudhu.

Indonesia dan China, Lahan Perekonomiam Strategis

Negara Indonesia dan China merupakan dua negara yang memilki latar kultur budaya yang berbeda, namun tetap konsisten dalam menjaga hubungan harmonis. Kedua negara tersebut memiliki jumlah penduduk yang relatif besar, menempati peringkat sepuluh ke atas dalam segi kuantitas peduduknya.

Hal ini tentu menjadi tantangan sekaligus menjadi keberuntungan bagi kegiatan perekonomian negara. Sebagai contoh dengan banyaknya penduduk juga akan mendorong ketersediaan bahan pokok sehingga meningkatkan nilai produksi suatu barang dan jasa. 

China merupakan negara yang mahir dalam meiru sebuah produk yang dirilis ke pasar. Lihai berinovasi dalam pengembangan industri teknologi digital. Memberikan produk-produk yang siap bertarung di pasar industri global.

Secara tidak langsung, teknologi yang dirilis memberikan semangat bagi masyarakat bagi kaum muda di negara yang sedang berkembang tak terkecuali di Indonesia. Pemerintah Indonesia juga sangat memberikan peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan industri kreatif dalam segala lini sosial, tak terkecuali dalam teknologi informatika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun