Mohon tunggu...
haris krisantono
haris krisantono Mohon Tunggu... Guru

Saya seorang guru sekolah dasar di kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Sebuah sekolah yang berada di lereng Gunung Merbabu. Saya sedang menempuh studi Magister Pendidikan di Universitas Terbuka. Lulusan Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8 Kabupaten Boyolali. Pendiri Yayasan Pendidikan Non Formal di Kota Surakarta. Hobi saya menulis dan bersemngat dalam mengebangkan kompetensi dan wawasan. Karakater Ceria dan apa adanya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Potensi Budaya Dalam Pembangunan dan Peningkatan Kesejahteraan di Kabupaten Boyolali

10 Oktober 2025   01:04 Diperbarui: 10 Oktober 2025   01:04 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KPH Eddy Wirabhumi, S.H.,M.M  melantik pengurus PAKASA Boyolali Masa Bhakti 2025 - 2030 (Sumber Dokumen Pribadi)

Boyolali, 9 Oktober 2025 -- Pengurus Paguyuban Kawula Keraton Surakarta (PAKASA) Cabang Boyolali resmi ditetapkan oleh Ketua PAKASA Punjer  KPH. Dr.Eddy Wirabhumi, S.H.,M.M pada hari ini. Acara dilaksanakan di Pendopo Alit  Ndalem Rumah Dinas Bupati Boyolali dan dihadiri oleh GKR Dra. Wandansari Koes Moertiyah, M.Pd selaku Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) KAraton Surakarta beserta para Sentana ( Pejabat ) Karaton Surakarta Hadiningrat. Hadir pula Walikota Kota Salatiga beserta istri dan ajudannya. Selain itu, pelantikan juga dihadiri oleh Forkompida Kabupaten Boyolali.  

Pengurus PAKASA Cabang Boyolali pada periode ini sangatlah spesial. Hal ini dikarenakan Ketua (pangarsa) PAKASA Cabang Boyolali Wakil Bupati Kabupaten Boyolali Ibu Dwi Fajar Nirwana dan selaku Penanggung jawab (pangayom) adalah Bupati Kabupaten Boyolali Bapak Agus Irawan, S.H. Dalam upacara penetapan, KPH Dr.Eddy Wirabhumi, S.H.,M.M menegaskan kembali kesanggupan pengurus untuk : 1) Setia terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, 2) Setia dan tulus menjalankan tugas pengurus PAKASA Boyolali, 3) Sanggup mengembangkan budaya yang bersumber dari aturan-aturan yang berlaku di Karaton Surakarta Hadiningrat, 4) Melestarikan budaya-budaya lokal yang ada di Kabupaten Boyolali, 4) 

Dalam Sambutannya KPH Dr. Eddy Wirabhumi, S.H.,M.M menjelaskan : " Pembentukan PAKASA awalnya diinisiasi oleh SISK Pakubuwana X, yang mana memiliki harapan agar budaya karaton Surakarta dapat dilestarikan oleh PAKASA yang ada di mana saja. Hal itu kemudian dilanjutkan oleh SISK Pakubawana XI, dan sampai pada SISK Pakubuwana XII. Melalui maklumat pada 1 September 1945 beliau (SISK Pakubuwana XII) mengakui bahwa Negeri Karaton Surakarta adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh sebab itu, para generasi penerus sudah selayaknya dapat meneruskan apa yang sudah dimulai oleh para pendahulu" imbuhnya. Di sisi lain, Ketua PAKASA Punjer juga berharap melalui budaya akan mampu berdampak terhadap peningkatan ekonomi daerah, apalagi di tengah-tengah marakanya dikuranginya dana TKD dari pusat karena efisiensi. Tentunya hal ini dibutuhkan pemikiran lebih mendalam untuk mewujudkan hal tersebut.

Foto bersama pengurus PAKASA Cabang Boyolali bersama KPH Dr Eddy Wirabhumi dan Ketua LDA GKR Dra Wandansari Koes Moertiyah, M.Pd  (Sumber Gambar Dokum
Foto bersama pengurus PAKASA Cabang Boyolali bersama KPH Dr Eddy Wirabhumi dan Ketua LDA GKR Dra Wandansari Koes Moertiyah, M.Pd  (Sumber Gambar Dokum

Apa yang disampaikan KPH Dr Eddy Wirabhumi, S.H.,M.M sejalan dengan apa yang sudah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbudristek). (2020). Indeks Pembangunan Kebudayaan Indonesia 2020 yang menjelaskan bahwa penguatan budaya daerah mampu meningkatkan daya tarik wisata dan memperluas aktivitas ekonomi masyarakat. Penelitian lain yang sejalan adalah Wibowo, A. P., & Raharjo, M. (2021). Peran Kearifan Lokal dalam Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia. Jurnal Kepariwisataan Indonesia, 15(2), 45--56 yang menunjukkan bahwa pelestarian budaya lokal mampu mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata. Laporan Ekonomi Kreatif Nasional dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). (2022)  menyebutkan subsektor berbasis budaya (kuliner, kriya, fesyen, seni pertunjukan) berkontribusi besar terhadap PDB nasional dan kesejahteraan masyarakat daerah. Hal ini tentu disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : 

1. Budaya sebagai Identitas dan Daya Tarik Daerah 

Budaya merupakan cermin jati diri masyarakat. Ketika suatu daerah mampu melestarikan dan menampilkan budayanya dengan baik---seperti tradisi, kesenian, kuliner, atau adat istiadat---hal ini menjadi daya tarik wisata dan investasi.
Contohnya, upacara adat seperti Sadranan di Boyolali dapat menarik wisatawan dan peneliti budaya. Kehadiran wisatawan berarti perputaran ekonomi meningkat: masyarakat menjual makanan khas, cendera mata, dan jasa pariwisata lokal. 

2. Budaya Mendorong Ekonomi Kreatif 

Nilai-nilai budaya bisa menjadi sumber inspirasi bagi industri kreatif lokal, seperti:

  • Batik, kerajinan tangan, dan busana tradisional.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun