Mohon tunggu...
rudi sugiarto
rudi sugiarto Mohon Tunggu... Desainer - seorang designer yang kadang menulis

ternyata menulis itu susah, padalah tinggal pegang pena letakan diatas kertas, lalu susun kata demi kata sesuai isi hati, tapi ternyata nulis itu lebih mudah klo aku lagi galau :) makanya tulisanku isinya 99% galauuuuuu. :) salam kenal

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dendam

12 Oktober 2015   05:54 Diperbarui: 12 Oktober 2015   17:55 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BAB 1 : EPILOG : TAKUT

[caption caption="bab 1 takut"][/caption]

Gelap..! semua gelap gulita,..! sakit...! Sakit tiada terhingga menghantam-hantam kepalaku !, rasa itu terus mendera...., terus, terus dan terus terasa di kepalaku, dan dari balik tirai kegelapan, telingaku terasa berdenging keras sekali, diselingi suara terikanan-teriakan atau makian-makian yang sayup tak jelas tapi terasa itu sangat dekat bahkan sangat dekat di kepalaku. Aku tak mampu bergerak, bahkan bernapaspun terasa sangat berat, aku merasa dihatam ribuan benda keras yang menggila, tubuhku terasa basah kuyup diiringi ribuan nyeri tak yang tertahankan, aku merasa dicabik-cabik dan tercerai -berai, tanganku sekan  terlepas, kakiku terasa tertebas dengan nyeri yang begitu hebat aku mengelepar-gelepar, kepalaku seperti mengelinding atau kah berguling guling aku tak tau semua terasa terpisah tapi aku masih merasakan semuanya, sesaat dan menghilang, setelah itu semua perlahan-lahan berhenti tanpa ada tanda-tanda yang kumengerti, semua nyeri seakan sirna, semua luka seperti hilang dan kegelapan seakan lenyap, lambat-laun semua menjadi terang bahkan sangat terang dan aku merasa ringan seringan kapas, tidak..., tapi seringan kepulan asap, aku seperti melayang layaknya kepulan asap yang menari di perapian, pandanganku perlahan mulai transparan, semua mulai terlihat jelas dan aku merasa seperti ada di ketinggian, melayang tapi tak bisa jauh bergerrak kekiri dan kekanan bak layang layang yang tersangkut di sebuah anten TV, namun aku tak mengerti dengan apa yang kulihat selanjutnya, semua di luar nalar dan akal pikiranku.

aku seperti melihat sekelompok orang sedang melakukan sesuatu, entah apa yang mereka lakukan, aku tak mengerti, tapi mereka seperti marah tak terhingga atau mereka sedang berpesta pora, mereka bersimbah darah tapi bukan darah milik mereka, mereka memukuli sesuatu yang tergeletak ditanah, mirif seonggok daging yang di cincang dengan darah yang mengelegak terpercik terciprat ke segala arah, ohhh ini sangat  mengerikan, pemandangan ini mengingatkanku di sebuah perayaan kurban, dimana daging hewan kurban di potong-potong hingga tak berbentuk lagi. dan ini tentu saja bukan hewan kurban, karna itu lebih mirif manusia, yah itu manusia, seseorang yang terpotong-potong tak beraturan, entah merah, entah hitam entah ungu entah jingga, semua mengerikan semua di luar nalar dan akal sehat. tetapi ada sebongkah daging yang terlihat masih utuh, itu sebuah kepala..!!!, ya Kepala manusia...!!! kepala itu ... ahhh, tapi kepala itu, kepala itu sangat kukenal, ya aku kenal kepa milik siapa, walupun sudah tak jelas karena penuh luka yang menganga, tetapi wajah itu seperti sangat kukenal, rambut nya, kuping nya, mata dan hidung nya seperti sering kulihat, semakin lama aku memperhatikan, semakin yakin bahwa kepala itu adalah..... kepalaku.....@#$%^&.

 

BERSAMBUNG

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun