Mohon tunggu...
abdul haris ibrahim
abdul haris ibrahim Mohon Tunggu... -

senantiasa hidup adalah proses menyempurna

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Beginikah?

7 Desember 2015   20:05 Diperbarui: 7 Desember 2015   20:22 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

 

hai… bagaimana kabarmu hari ini?. seperti biasa aku akan selalu memberimu kabar lewat akun sosial mediamu. Bagiku memberimu kabar lewat sosial media adalah salah satu cara untuk menunjukkan kepedulian ku padamu. Bukan aku tak berani menyapamu di dunia nyata dan memperlihatkan diri ku yang sebenarnya. hanya saja  kamu yang sekarang sudah terlalu sibuk dengan apa yang sedang kamu kerjakan di dunia nyata. apalah daya aku yang masih suka berselancar di dunia maya dan tak terlalu menghiraukan dunia nyata. namun apa yang akan ku berikan padamu adalah sesuatu yang nyata dan bukan maya sebagaimana yang aku suka.

boleh kah aku selalu mengabari mu setiap hari? aku tak peduli jika kabar itu tak mendapat balasan dari mu. aku juga tak peduli bila rasa ku ini tak kau jawab dengan rasa yang sama. aku hanya ingin tetap memberi mu kabar dan memberi mu rasa. memang terdengar egois, tapi begitulah aku apa adanya.

tahukah kamu wahai kasih? setiap hari ku tak pernah lepas memikirkan mu, aku juga selalu memperhatikan mu walau kau tak pernah menyadari itu. kuselipkan sebuah doa dalam setiap sujudku, berharap tuhan mengijbah permohonanku. karena aku tak mampu memberi mu perhatian yang paling baik selain mendoakan mu.

bagi fromm, alam semesta serasa tak lengkap jika manusia tak menemukan pasangan hidupnya yang dilandasi dengan cinta. karena baginya alam dan manusia itu adalah beda dan saling terpisah untuk menyatukannya maka butuh “cinta”. karena tanpa cinta tak ada kemanusiaan. lalu bagaimana dengan diriku yang hanya mencinta ?. jelas kalau seperti itu maka aku ini adalah orang yang tak punya rasa kemanusiaan. tak apa jika aku tak lengkap dan tak punya kemanusiaan yang penting aku bisa mencinta, itu sudah lebih dari cukup untuk ku.

kehadiran mu menyingkap hijab-hijab dalam pemikiran ku, layaknya qais yang terbuai akan layla. karena bagi ku mengangumi kecantikan mu adalah suatu kenikmatan yang kuterima dari sang pemberi nikmat. kau ibarat kecantikan yang digambarkan oleh buya hamka elok adab dan tinggi ilmunya. maka dari itu biarkan aku seperti rabi'ah al-adawiyah yang mencintai mu dengan mahabbah.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun