Mohon tunggu...
Haris Jauhari
Haris Jauhari Mohon Tunggu... Freelancer

Freelancer yang enggak free, suka nulis teknologi, travel story, tempat wisata, seni budaya, Islam dan berbagai hal lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Antara Bank Konvensional & Syariah: Solusi Sejati atau Sekedar Pemanis

4 Juni 2025   11:04 Diperbarui: 4 Juni 2025   11:04 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Ini Bisa Terjadi?

Ada beberapa alasan mengapa bank syariah tidak bisa serta-merta memberikan biaya pembiayaan yang jauh lebih murah daripada bank konvensional:

  1. Biaya Operasional yang Sama
    Bank syariah harus menjalankan operasionalnya dengan cara yang tidak jauh berbeda dari bank biasa. Mereka tetap perlu menutupi biaya pegawai, infrastruktur, teknologi, dan lain-lain.

  2. Regulasi dan Kebijakan Moneter yang Sama
    Bank syariah tetap beroperasi di bawah aturan dan pengawasan yang sama dengan bank konvensional. Misalnya, tingkat suku bunga acuan (BI Rate) tetap menjadi referensi biaya modal bank.

  3. Model Bisnis yang Mirip
    Akad-akad syariah saat ini banyak mengadaptasi model jual beli dengan margin yang dipatok di muka, sehingga secara ekonomi hasil akhirnya mirip dengan bunga.

  4. Persaingan Pasar
    Bank syariah juga harus bersaing secara komersial agar tetap survive dan menarik nasabah. Ini membuat mereka menetapkan margin keuntungan yang kompetitif, kadang tidak jauh berbeda dengan bunga bank konvensional.

Apakah Bank Syariah Hanya "Pemanis"?

Banyak orang berharap bank syariah dapat benar-benar memberikan solusi pembiayaan tanpa riba yang murni dan adil. Namun kenyataannya, sistem saat ini cenderung meminjam "wajah" syariah sebagai pemanis agar masyarakat Muslim merasa aman dan sesuai dengan ajaran agama.

Jika total biaya yang harus dibayar hampir sama, maka apakah sistem syariah yang dipakai sudah benar-benar menghindari riba, atau hanya mengubah istilah saja?

Ini menjadi pertanyaan yang sangat penting, karena umat membutuhkan solusi ekonomi yang benar-benar berbeda, bukan sekadar pergantian kata.

Dampak Sosial dan Ekonomi bagi Umat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun