Mohon tunggu...
Hari Purnama
Hari Purnama Mohon Tunggu... -

Researchers of political and gender associations | Fans Manchaster United

Selanjutnya

Tutup

Politik

Skenario Politik Adu Domba Fuad Amin untuk Memenangkan Latif Amin Imron

21 Februari 2018   19:19 Diperbarui: 21 Februari 2018   19:50 3410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.tribunnews.com/nasional/2015/10/15/majelis-hakim-tunda-pembacaan-vonis-fuad-amin

"Politik itu keras, bung!". Barangkali ungkapan inilah yang pas untuk menggambarkan bagaimana keadaan sebenarnya yang terjadi pada Pilbup Bangkalan sekarang ini. Kita melihat dengan penuh kecemasan bahwa yang terjadi di Bangkalan akhir-akhir ini sudah membuat pembuluh darah kita kian mendidih. Saling sikut antara calon bupati telah kita saksikan dengan seksama tanpa aling-aling nyata. Terhangat hari ini adalah dugaan moneypolitics yang sungguh membuat keadaan semakin memanas. Sebelum ini semua berlanjut, mari kita bedah satu persatu.

Dugaan money politics itu berawal dari gambar foto yang disebar secara luas dan dilihat banyak orang di group facebook BangkalanBergerak, yang kemudian ditanggapi serampangan oleh "pihak yang berkepentingan" untuk dilaporkan kepada Panwaslu Kabupaten Bangkalan. Atas nama empat kepala desa (Kades) beserta kuasa hukumnya, pasangan calon nomor urut 1 Farid Alfauzi dilaporkan dugaan moneypolitics. Yang mengejutkan, laporan dugaan moneypolitics itu telah dicabut. Pertanyaannya, kenapa laporan itu dicabut dari Panwaslu?

Padahal, Panwaslu Bangkalan menyatakan sudah siap memeriksa saksi-saksi yang disebutkan empat Kades pelapor itu. Akan tetapi ketika saksi-saksi dari pelapor diundang oleh Panwaslu Bangkalan untuk memberi keterangan, mereka malah tidak hadir. Lalu tanpa ada keterangan apa-apa, empat Kades itu malah mencabut laporannya. Di tengah tidak hadirnya saksi-saksi, kuasa hukum empat pelapor itu malah mendatangkan saksi-saksi di luar nama yang telah disebutkan sebelumnya. Tentu saja ini aneh.

Kalau kita bisa berpikir dengan kepala dingin, pencabutan laporan dari Panwaslu Bangkalan hanya memperkuat keyakinan kita akan adanya "permainan politik" yang keras tetapi tidak sehat untuk kita konsumsi mentah-mentah. Hal ini berkaitan dengan adanya politik adu-domba yang ingin ditunjukkan pada kita semua. Bahwa, seolah-olah empat Kades dan kuasa hukumnya punya salah yang lebih besar yang tidak terungkap ke permukaan. Bagaimana itu bisa terjadi?

Kalau kita tarik lagi ke belakang, sebagai orang Bangkalan kita tentu sudah tahu dengan jelas bahwa selama 15 tahun kita telah dikungkung oleh bentuk pemerintahan yang ganas bahkan sudah merusak nama baik Bangkalan akibat ulah mantan bupati Fuad Amin yang terjerat korupsi. Untungnya kini Fuad Amin telah dipenjarakan KPK di Lapas Sukamiskin Bandung. Jika selama itu kita semua di Bangkalan tidak mengalami kemajuan, artinya memang ada permainan "korupsi berjamaah" dilakukan orang-orang yang memiliki kekuasaan di Bangkalan saat itu,

Kembali kepada dugaan moneypolitics tadi, selama ini kita tahu bahwa Farid adalah "pemain baru" di Bangkalan yang kemudian memiliki elektabilitas tinggi di mata masyarakat. Wajar jika kemudian selama ini banyak orang yang tidak suka dengannya, terutama orang-orang yang "merasa nyaman" dengan keadaan pemerintahan sebelumnya. Bahkan jika kita harus jujur bahwa yang mendampingi pelapor ke Panwaslu itu adalah dari pihak "orang yang merasa nyaman" itu tadi.

Nah dari sinilah mulai jelas bagaimana kerasnya politik di Bangkalan yang terjadi hingga saat ini. Mulanya, kita harus menyadari bahwa orang-orang yang berkepentingan itu telah bersembunyi di balik akun palsu bernama "IDRIS BERIMAM" sebagai gambaran bahwa yang melakukan penyebaran tuduhan moneypolitics adalah dari pasangan calon nomor urut 2, Ra Imam, sesuai tagline-nya: Bangkalan Beriman. Padahal kita semua tahu bahwa selama ini pendukung Ra Imam tidak suka menyebar berita bohong apalagi hoax. Makanya, akun palsu itu kemudian dihilangkan sampai sekarang.

Dari peristiwa-peristiwa yang mulai tampak sekarang ini, kita bersama telah menyadari bahwa project adu-domba itu kini sedang dimulai. Bahwa akun palsu yang menyebarkan gambar satir dan bohong itu adalah dari pendukung paslon nomor 3. Kenapa menggunakan akun palsu? Tujuan utamanya adalah agar pendukung Ra Imam dan pendukung Farid akan mudah diadu lantaran kedua calon ini memiliki pendukung yang banyak dengan elektabilitas tinggi. Tentu saja adu domba ini dilakukan di tengah menurunnya kepercayaan kita kepada calon nomor 3.

Fuad Amin yang mendukung penuh paslon nomor 3, selama ini kita lihat gagal dalam menghentikan langkah Farid maju di Pilbup Bangkalan. Adanya keterkaitan Fuad Amin dengan peristiwa "tuduhan moneypolitics" yang membuat panas Pilbup Bangkalan ini, erat kaitannya dengan berita yang menjelaskan bahwa Fuad Amin seringkali tidak ada di lapas untuk pergi ke Surabaya dan sering ke rumah besar di daerah Bandung. Agar dukungannya paslon nomor 3 bisa menang, Fuad Amin kemudian mencari koalisi pada Kades-Kades yang dulu pernah "diasuhnya".

Koalisi ini bahkan juga "dilakukan" akar bawah dari anak buah Fuad Amin kepada pendukung paslon nomor 2. Ra Imam yang dulu pernah "disakiti" di Pilkada tahun 2012, kini pendukungnya dimanfaatkan dan dikoalisi. Padahal sebenarnya bukan berniat koalisi, tetapi bagaimana kemudian pendukung Ra Imam dan pendukung Farid bisa saling diadu, sehingga nantinya diharapkan pendukung lain dari keduanya mulai menjauh dan merapat pada paslon 3.

Kalau ingatan kita dikembalikan ke masa lalu, betapa sakitnya kita ketika waktu itu Fuad Amin menumbangkan kekuatan Ra Imam lewat keputusan diskualifikasi KPUD dari Pilbup Bangkalan tahun 2012. Lima hari menjelang pemilihan, Ra Imam dikeluarkan oleh KPUD dan tidak berhak mengikuti kontestasi politik. Yang terjadi adalah Makmun Ibnu Fuad lah yang keluar sebagai pemenang di Pilbup waktu itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun