Mohon tunggu...
Harien Fidelya Ardhana
Harien Fidelya Ardhana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan IPS Universitas Negeri Jakarta

saya merupakan mahasiswa S1 program studi Pendidikan IPS di Universitas Negeri Jakarta. saya merupakan lulusan SMAN 58 Jakarta, selama SMA saya pernah menjadi Ketua Ekskul Saman, Bendahara I MPK, Bendahara Prom Night. Dan saat ini saya menjabat sebagai Bendahara umum di Organisasi Desa Pendidikan Fakultas Ilmu Sosial, UNJ.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendidikan Inklusif untuk Semua: Mendukung Aksesibilitas dan Ketersediaan Pendidikan bagi Mahasiswa Berkebutuhan Khusus

26 Februari 2024   19:55 Diperbarui: 26 Februari 2024   20:05 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan inklusif adalah pendekatan pendidikan yang menghormati dan merangkul keberagaman dan memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas tinggi, tanpa memandang kemampuan, disabilitas, atau latar belakang. Pendidikan inklusif mampu menghilangkan stereotip yang muncul di kalangan masyarakat tentang mahasiswa yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang beragam. 

Prinsip-prinsip pendidikan inklusif berakar pada keyakinan bahwa semua individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam proses pendidikan dan dimasukkan dalam tatanan sosial yang lebih luas dalam komunitas sekolah. Inklusi lebih dari sekedar integrasi fisik. Inklusi juga mencakup mengakomodasi gaya belajar yang berbeda, memberikan dukungan yang sesuai, dan meningkatkan rasa memiliki bagi semua siswa.

Prinsip inti pendidikan inklusif mencakup kolaborasi antara pendidik, orang tua, dan profesional untuk menciptakan lingkungan belajar yang fleksibel dan mendukung. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan individu siswa dan menghilangkan hambatan yang menghalangi mereka untuk berpartisipasi penuh  dalam proses pembelajaran. Praktik inklusif berfokus pada penggunaan pengajaran yang berbeda, teknologi bantu, dan strategi dukungan untuk memenuhi beragam kebutuhan pembelajaran dan mendorong keterlibatan siswa.

Pendidikan inklusif di lingkungan pendidikan tinggi memperkuat landasan bagi pandangan yang inklusif dan adil terhadap populasi kampus. Hal ini tidak hanya merupakan sebuah langkah untuk memberikan kesempatan belajar bagi orang-orang berkebutuhan khusus, namun juga merupakan transformasi besar dalam sistem pendidikan, menciptakan budaya inklusif, meningkatkan keterampilan antarpribadi, dan meningkatkan pembelajaran dan persiapan.

Hal ini mempunyai dampak penting dalam mendorong inovasi. Pentingnya pendidikan inklusif pada perguruan tinggi terlihat dari beberapa aspek penting yaitu mencapai kesetaraan akses terhadap pendidikan tinggi sesuai dengan prinsip hak asasi manusia, menjembatani kesenjangan sosial dan menghilangkan hambatan yang ada bagi masyarakat berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusif memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu, tanpa memandang kemampuan atau latar belakang, untuk mewujudkan potensi dirinya, memperoleh pengetahuan dan mengembangkan diri melalui pendidikan tinggi.

Pendidikan inklusif di Indonesia mulai diakui sebagai Hak Asasi Manusia dasar bagi para siswa atau mahasiswa berkebutuhan khusus. Namun masih banyak kekurangan dari implementasi Pendidikan inklusif di Indonesia. Kekurangan atau tantangannya berupa infrastruktur, alokasi sumber daya, dan langkanya ketersediaan tenaga pendidik yang terlatih. Dengan adanya program pemerintah terkait pengadaan kuota jalur masuk ke sekolah umum bagi para siswa berkebutuhan khusus sudah sangat bagus, namun ada beberapa masalah yang kembali muncul seperti tidak adanya perlakuan khusus (ruangan kelas terpisah dan tenaga pendidik terlatih di bidang tersebut) dan juga dari segi sangat sedikitnya kuota di jalur masuk ke sekolah umum atau perguruan tinggi tersebut.

Fakta di lapangan masih banyak orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus dengan perekonomian yang kurang baik tidak mampu menyekolahkan anaknya tersebut karena kendala biaya. Jika didaftarkan di sekolah umum, tidak semua sekolah memiliki infrastruktur dan tenaga pendidik terlatih yang baik untuk siswa atau mahasiswa berkebutuhan khusus. Jika mendaftarkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) tidak mampu membayar uang yang terbilang cukup mahal.

Berdasarkan pengalaman saya selama di SMA, banyak siswa-siswi yang mengalami kendala, masalah atau ketidaknyamanan dengan kehadiran siswa berkebutuhan khusus (bukan disabilitas fisik) seperti para siswi diganggu saat sedang di toilet, di kejar atau diperlakukan tidak nyaman. Hal ini disebabkan tidak adanya tenaga pendidik terlatih yang mampu mengontrol siswa berkebutuhan khusus tersebut. Karena tidak semua tenaga pendidik mampu mengajar atau membimbing mahasiswa berkebutuhan khusus. Namun terdapat beberapa sekolah yang juga sudah memiliki infrastruktur dan tenaga pendidik terlatih, sehingga para siswa berkebutuhan khusus di sekolah umum tersebut mampu mendapatkan pelayanan yang sesuai serta siswa dan siswi di sekolah umum tersebut juga nyaman dengan kehadiran para siswa berkebutuhan khusus.

Selama saya berkuliah kurang lebih satu tahun ini, saya menemukan beberapa kakak tingkat atau teman satu Angkatan yang berkebutuhan khusus baik fisik maupun non fisik. Masalah yang terjadi juga hampir sama seperti yang terjadi di SMA saya yaitu kurangnya fasilitas yang ramah akan mahasiswa berkebutuhan khusus (disabilitas fisik dan non fisik). Sehingga banyak mahasiswa yang berkebutuhan khusus fisik harus dibantu oleh teman atau orang sekitar ketika pelaksanaan kelas di kampus. Tenaga pendidik terlatih (dosen) juga kurang memadai bagi para mahasiswa berkebutuhan khusus, sehingga kurangnya arahan atau bimbingan terhadap mahasiswa berkebutuhan khusus.

Beberapa solusi yang dapat saya sarankan untuk mengatasi tantangan tersebut: Sekolah dan Universitas perlu mempersiapkan  secara matang implementasi pendidikan inklusif, termasuk menyediakan fasilitas dan sumber daya yang diperlukan. Pemerintah, sekolah maupun universitas perlu bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan inklusif, termasuk melalui pengembangan kurikulum yang tepat dan peningkatan kualitas guru atau dosen. Guru atau dosen memerlukan pelatihan yang lebih baik dalam bidang teknologi dan strategi pembelajaran inklusif agar mereka dapat secara efektif mendukung siswa berkebutuhan khusus. Pemerintah, sekolah, dan industri teknologi harus bekerja sama untuk meningkatkan akses terhadap teknologi dan mengurangi biaya  untuk mendukung siswa berkebutuhan khusus.

Kita sebagai mahasiswa harus bisa membantu teman, kakak tingkat, adik tingkat ataupun orang di sekitar yang berkebutuhan khusus baik fisik maupun non fisik untuk mendapatkan haknya dan mendapatkan perlakuan khusus yang layak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun