"Baik. Dia senang dengan ide-ide saya tadi"
"Kalau semua berjalan lancar begitu, lalu dimana letak sialmu tadi Bro?"
***
Sidang Pembaca yang budiman, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata 'selalu' merujuk pada keadaan 'senantiasa; selamanya; sering; terus-menerus; tidak pernah tidak'. Ketika teman saya merasa bahwa dirinya 'selalu sial', artinya dia merasa bahwa dirinya 'senantiasa, sering, tidak pernah tidak sial'. Artinya dia merasa bahwa dirinya akan selamanya sial. Dalam NLP (Neuro Linguistic Programming) fenomena ini disebut generalisasi.
Faktanya, hasil obrolan tadi menunjukkan bahwa tidak selamanya hidupnya sial. Dia mempunyai istri yang pandai memasak. Dia mempunyai anak, dan bisa bersekolah. Dia mempunyai bos, yang artinya punya pekerjaan.
Dia merasa sial karena terkooptasi oleh pemikirannya sendiri. Meskipun terkesan sepele, namun ketika dibiarkan berkepanjangan maka akibatnya bisa fatal.Â
Mengacu pada buku The Secret, dimana Rhonda Byrne mengatakan bahwa bahwa Rahasia Besar Kehidupan adalah hukum tarik-menarik. Hukum ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Jadi, ketika Anda memikirkan suatu pikiran, Anda juga menarik pikiran-pikiran serupa ke diri Anda. Pikiran bersifat magnetis, dan pikiran memiliki frekuensi. Â
Ketika Anda memikirkan sebuah pikiran, pikiran-pikiran itu dipancarkan ke alam semesta, dan secara magnetis pikiran akan menarik hal serupa yang berada di frekuensi yang sama.
Segala sesuatu yang dikirim keluar akan kembali ke sumbernya, Anda. Maka ketika kawan saya tadi berpikir bahwa dia akan selalu sial, pada akhirnya hal itu pula yang akan terjadi.
***
Sidang pembaca yang budiman, memang hidup ini adalah pilihan. Kadang kita melakukan pilihan tepat, namun tak jarang kita juga membuat kesalahan dalam memilih. Dan kita pasti menyesal ketika menyadari bahwa kita telah salah pilih.