Mohon tunggu...
Hari Bagindo Pasariboe
Hari Bagindo Pasariboe Mohon Tunggu... Ilmuwan - Statistician @ Indonesian Statistics

born and raised in Jakarta, statistician at National Statistics Office, focus environmental and social resilience statistics. former teacher, marketer, facilitator

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kelapa: Solusi Pengentasan Kemiskinan Pesisir yang Terlupakan

30 Oktober 2014   20:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:08 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

e:hari.bagindo@gmail.com

Pengantar

Masa sih! Kelapa bisa jadi solusi kemiskinan daerah pesisir?

Respon diatas sangat wajar dan umum, lagi-lagi karena tidak terinformasi dan ke-awam-an masyarakat, awalnya saya pun  berfikir demikian. Ketika menggali informasi tentang komoditas kelapa pada saat mempersiapkan  sebuah "short paper" untuk sebuah presentasi di Asian and Pacific Coconut Community (APCC), sebuah lembaga International di Jakarta belum lama ini, persepsi dan paradigma berfikir saya pun mulai bergeser dan tidak memandang sepele komoditas kelapa (Cocos Nucifera) lagi.

Hasil penggalian informasi dan temuan yang saya peroleh cukup membuka wacana akan potensi komoditas kelapa yang belum terkelola dengan maksimal.

Kelapa salah satu produk perkebunan yang  dikenal baik oleh masyarkat Indonesia. Beragam ragam  produk turunandapat di hasilkan dengan bahan baku kelapa. Pemanfaatan kelapa mulai untuk makanan, minuman, bumbu masakan seperti santan, batok kelapa untuk memanggang daging, sabuk kelapa sebagai pencuci piring, pembuatan alas kaki, dll. Pendeknya beragam produk turunan yang memanfaatkan kelapa sebagai bahan dasar dapat menghasilkan produk mulai dari produk makanan, minuman, perawatan tubuh, kesehatan, kerajinan, dan peralatan rumah tangga, dll. Kelapa dapat diolah menjadi 1.600 produk akhir, mulai dari pemanfaatan akar, batang, daun, dan buahnya dapat diolah menjadi produk-produk turunan yang bernilai guna tinggi. Nilai tambah ekonomi yang dihasilkan dari kelapa sangat tinggi hingga mencapai 8.800 persen dan rasio ILOR (The Incremental Labour Output Ratio) mencapi 25.

Indikator Penting Komoditas Kelapa di Indonesia

Indonesia memiliki luas perkebunan kelapa terbesar di dunia yang mencapai 3,79 juta hektar,  99 persen dari total lahan perkebunan di kelola oleh petani rakyat dan sekitar 1 persen di kelola oleh perkebunan pemerintah dan swasta. Perkebunan kelapa tersebar di Pulau Sumatera (31.81 persen), Jawa (22.74 persen), Sulawesi (20.81 persen), Bali dan Nusa Tenggara (7.87 persen) dan Maluku dan Papua (10 persen).

Provinsi Riau mendominasi luas perkebunan kelapa di Indonesia yang mencapai 13.77 persen di ikuti oleh Jawa timur (7.87 persen), Sulawesi Utara (7.40 persen), Jawa Tengah (6.24), Maluku Utara (5.85 persen), Sulawesi Tengah (5.71 persen)  dan Jawa Barat ( 4.81 persen), dan sisanya berada di wilayah lain.

Produksi kelapa Idonesia berkisar 3.2 juta kopra ekivalen dan berpotensi besar untuk dapat meningkatkan kapasitas produksinya.

Berdasarkan survei sosial dan ekonomi, konsumsi kelapa perkapita perminggu mencapai 0.159 butir pada tahun 2010, pada tahun 2011 mencapai 0.130 butir, dan 2011 mencapai 0.133 butir. Artinya konsumsi setahun  pada 2010 mencapai 1.950.402.302 butir, tahun 2011 1.617.880.690 butir dan tahun 2012 sebanyak 1.678.708.368 butir kelapa. Angka ini akan sangat fantastis jika dikalikan dengan harga pasar kelapa yang naik secara perlahan dan pasti mulai dari Rp 3.600-Rp 5.000 perbutir sehingga menghasilkan sekita 8 trilyun rupiah hanya dari konsumsi kelapa oleh  rumah tangga yang belum memasukkan ekpor kelapa ke luar negeri oleh pemerintah dan swasta.

Kontribusi sektor kelapa juga tidak bisa di pandang kecil, meskipun hanya berkontribusi sekitar 0.66 persen dari total ekspor dalam negeri yang mencapai US$ 190 milyar pada tahun 2012. Ekspor hanya bisa di lakukan oleh perkebunan besar milik swasta dan pemerintah yang hanya menguasai 1 persen dari total luas perkebunan kelapa di Indonesia.

Tantangan dan Peluang

Secara umum kondisi sektor perkelapaan memiliki karakteristik yang hampir sama di tiap-tiap wilayah Indonesia dan Asia-Pasifik.

Keunggulan sektor kelapa antara lain:pohon kelapa tersebar diwilayah pesisir sehingga cocok untuk dikelola oleh penduduk setempat. Keberadaan kelapa biasa digunakan sebagai sumber nafkah dan sumber makanan penyambung hidup bagi para petani rakyat. Pohon kelapa tidak membutuhkan perawatan dan cocok untuk dipanen secara bergantian. Produk yang berbahan baku kelapa dapat menghasilkan beraneka macam produk untuk beraneka macam fungsi.

Kelemahan yang melekat pada sektor kelapa antara lain: Pengenalan pasar yang terbatas diantara industri. Pemasaran bergantung pada pasar produk komoditas (kopra) yang sudah mapan. Kurang tersedianya Infrastruktur wilayah baik transportasi maupun manufaktur. Kurangnya dukungan keuangan, tidak tersedianya incentif untuk tanaman baru untuk memenuhi kebutuhan masa datang, dan terakhir tidak terbuktinya image sebagai tidak sehat dikonsumsi karena mengandung lemak jenuh yang tinggi.

Disamping kekuatan dan kelemahan yang sudah disebutkan di atas terdapat kesempatan yang jika di kelola dengan baik akan menghasilkan nilai ekonomi. Antara lain: terdapat pembeli dengan nilai tinggi pada produk bermutu dan bernilai tinggi. Terdapat perbaikan mutu dan keselamatan makan untuk memenuhi standar kualitas dunia yang semakin tinggi. Ditemukan keunggulan potensial dari sisi kesehatan melalui konsumsi dan penggunaan produk kelapa. Pohon kelapa yang sudah tua dapat digunakan untuk produk flooring dan produksi kayu kelapa. Minyak kelapa mengandung asam lauric yang tinggi yang berkhasiat bagi kesehatan. Riset nutrisi dan kandungan baik dari mengkonsumsi kelapa.

Ancaman yang perlu diantisipasi antara lain: dominasi pasar minyak bumi dari produsen berskala besar minyak sayur. Pohon-pohon yang menipis jumlahnya dan tua. Manajemen yang buruk dalam penanggulangan hama dan penyakit tanaman, perubahan kebijakan pemerintah dan peningkatan standar kualitas pasar dan negara-negara lain.

Belajar dari Korea

Korea sebuah negara yang terporak-poranda akibat perang di tahun 1960 yang tidak memiliki setetes minyak bumi pun di perut buminya  bisa bangkit menjadi negara maju seperti sekarang ini. Alangkah baiknya mengambil nilai belajar dari negara Korea.

Tanpa dukungan pemerintah pada mulanya, petani-petani di Korea menghimpun diri dalam sebuah koperasi. Kata kuncinya adalah koperasi yang efektif. Melalui koperasi, peningkatan nilai tambah produksi pertanian para petani di lakukan. Mulai dari menghasilkan produk turunan yang lebih tahan lama, pengepakan, sampai pada proses perdagangan antar daerah bahkan ke luar negeri (ekspor) dilakukan oleh koperasi.

Para guru-guru di korea juga berperan dalam menanam kan kecintaaan penduduk korea untuk menggunakan produk dalam negeri. Dari usia yang sangat kecil para guru berkeliling kelas memperhatikan alat tulis yang digunakan para siswa. Jika di jumpai alat tulis atau apapun yang digunakan bukan produk korea, sang guru akan berkata," pensil ini bagus, tapi bukan di buat di Korea!". Demikian untuk keesokan harinya dan untuk seterusnya. Lama-kelamaan dan secara otomatis kecintaan dan kesadaran untuk menggunakan produk dalam negerinya tertanam sejak usia yang sangat dini (bagaimana dengan Indonesia?).

Penutup

Karakteristik kelapa yang 99 persen adalah petani rakyat yang berciri ketidak mampuan melakukan perdagangan antar daerah, dikelola seadanya perlu dibantu baik secara informasi dan pengetahuan sehingga menjadi petani yang cerdas, melek teknologi informasi dan memanfaatkannya untuk  kepentingan pengelolaan  produk pertanian yang dihasilkan sehingga lebih memiliki nilai tambah.

Produktivitas perkebunan kelapa di Indonesia masih sangat tertinggal jauh oleh negara produsen lainnya seperti India dan Thailand sepertinya bisa menjadi bahan berfikir bagi para pihak yang berkepentingan untuk memajukan sektor kelapa di Indonesia.

Salam Hangat

Hari Bagindo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun