Perjalanan penuh aral dan rintang itu kami lalui selama empat jam, kami lalui dengan nafas tersengal, namun bayangan indahnya puncak membuat kami enggan menyerah. Pukul 15.00 Akhirnya kami tiba di pos bayangan yang tak berada jauh dari Pasar Bubrah, hanya beberapa meter dari puncak. Dari sore hingga malam kami mendirikan tenda seadanya disekitar tebing di dekat Pasar Bubrah. Karena hujan tak kunjung enyah dan letih kian menumpuk, perjalanan menuju puncak kami putuskan untuk dilanjutkan dini hari.
Pasar Bubrah
Dini hari, perjalanan yang dinjanjikan pun kami mulai. Dari tebing sisi barat yang curam dan terjal, ditengah gulita malam dan dinginnya angin pegunungan yang menggoda bulu kuduk, perjalanan terasa semakin berat. Namun bayangan akan indahnya puncak Merapi dan sokongan  teriakan semangat dari kawan-kawan membuat energi mudah terisi kembali.
Pukul 05.30 kami tiba di Pasar Bubrah. Sebelumnya saya pernah mencari gambar Pasar Bubrah di laman-laman internet, namun sungguh yang saya lihat langsung begitu memesona. Pasar Bubrah adalah sebuah tempat yang begitu lapang dan luas, dilatari dinding terjal kubah Merapi yang kokoh dan agung. Dinding yang tumbuh dinamis seiring dengan erupsi yang sudah terjadi sejak ribuan tahun lalu.
Di dasar Pasar Bubrah, terhampar rimba batu-batu vulkanis beragam ukuran tergelar begitu saja. Hamparan bebatuan itu sesekali diselingi vegetasi perintis berbentuk perdu dengan bunga-bunga kecil berwarna kekuningan dan daun-daun yang tebal berwarna hijau pekat. Bunga-bunga ini mengobati rasa jemu pemandangan bebatuan yang tak sedikitpun berwarna. Namun siapa sangka, Â di bawah keindahan Pasar Bubrah ini, terhampar lorong dapur magma yang tengah mendidihkan lavanya, bersiap untuk mendorong erupsi yang bisa terjadi kapan saja.
Dari sini, puncak hanya berjarak sekitar 500m, namun perlu waktu 1,5 jam untuk mencapainya. Kemiringan yang amat terjal serta medan pasir yang semakin dalam membuat perjalanan semakin lama.
Puncak
Dan dari segala keindahan Merapi, puncak adalah hal yang paling didamkan para pendaki. Sesaat setelah Bubrah, sebenarnya pendaki tidak dianjurkan untuk melanjutkan pendakian hingga puncak. Struktur pasir yang labil, tingginya kadar belerang serta erupsi Merapi yang dapat terjadi kapan saja membuat pendakian menuju puncak merupakan pendakian yang tak dijamin keselamatannya.