Mohon tunggu...
hariadhi
hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Editor, designer, entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wan Daeng yang "Zuhud", Masjid Luar Batang, dan Sepeda Motornya

27 Oktober 2018   22:16 Diperbarui: 27 Oktober 2018   22:38 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iseng saya tanyakan kepada Wan Daeng, habib-habib itu sebenarnya dukung siapa setelah kejadian penistaan agama di Pilkada DKI. Jawabannya jelas saja, "Ya mereka dukung Prabowo," sebuah jawaban yang logis. Namun dengan kata tapi.

"Tapi ya Prabowo sudah berkali-kali diundang, tak juga mendatangi mereka. Justru malah Jokowi yang pernah datang ke sini dulu, sebelum jadi Presiden," jawab Wan Daeng dengan yakin.

"Jadi mereka ada kemungkinan dukung Jokowi?" Tanya saya. "Ya cuma itu, Pak Jokowi dianggap dulu cuma memanfaatkan dukungan untuk Pilkada Jakarta 2012. Apa susahnya datang lagi, setelah jadi presiden janganlah kami-kami ini dilupakan." Saya mengangguk.

Ternyata problem dukungan Habib ini sederhana saja, mereka menunggu didatangi dan dimuliakan sebagai para keturunan Nabi. Dan karena Masjid Kramat Luar Batang ini dianggap berhubungan erat dengan kedatangan dan berkembangnya ajaran di tangan para Habaib, maka sebenarnya krusial sekali untuk Pak Jokowi mendahului Prabowo mendatangi masjid ini.

Wan Daeng sendiri? Dalam beberapa kesempatan ngobrol dan chatting, tersirat sebenarnya dia dukung tetangga sebelah. Hehehe. Namun dia menyatakan tidak menolak andai ada pekerjaan untuk menghubungkan pihak Jokowi dengan para habaib, karena dia merasa mengenal dan menjadi pintu bagi beberapa di antara mereka. Saya mengangguk saja, soalnya bukan kewenangan saya juga untuk mengaturkan jadwal kunjungan Pak Jokowi.

Setelah menginap, paginya Wan Daeng dan kedua anaknya saya antarkan pulang ke Jonggol. Sambil pulang ia bercerita hedonnya kehidupannya saat muda dulu sebagai pengusaha. Awalnya saya hanya menganggap angin lalu. Namun mendengar fasihnya cerita bagaimana memodifikasi mobil, dan cerita masing-masing mobil dari segi kelebihan dan kekurangannya, saya mau tidak mau mengiyakan juga, mulai percaya. 

Makin seru saat menghadapi cerita Wan Daeng soal perempuan. Nah kalau yang ini dia jagonya. Walaupun sudah bercerai, Wan bisa dengan lancar menceritakan bagaimana menarik hati seorang perempuan, apa kriteria yang cantik dan pantas mendampinginya, hingga bagaimana perempuan itu mesti bersikap terhadap anak-anaknya. Ada gurat kepedihan hasil hubungannya terdahulu. 

Ya, siapa juga ya yang tahan dengan perpisahan dan kesendirian?

Kelar seminggu motor Suzuki Shogunnya diinapkan di rumah saya, motor Wan Daeng yang awalnya amburadul, kini rapi jali. Starter, baik yang elektrik maupun yang kaki diperbaiki. Baterai diganti supaya tidak soak lagi. Jari-jari pelek dirombak ulang dan dicat putih bersih. Motornya merah menyala, dengan stiker-stiker bak motor balap di sekujur tubuhnya. Digas, langsung bruuum... tidak lagi belepotan. Seluruh lampu dan sakelar diganti baru. Motor ini sudah aman untuk dibawa dari perjalanan Jonggol ke Masjid Luar Batang bersama kedua anaknya. Walaupun sebenarnya melanggar aturan juga sih kalau dibonceng dua anaknya sekaligus.

Jadilah sebuah Shogun 2004 merah menyala, dan saat diberitahu bahwa itu adalah sumbangan dari Ketua Umum Projo, ia sangat berterima kasih. Bahkan meminta bagian samping motornya ditempeli tulisan besar "Projo" dan "Budi Arie". Saya masih setengah ragu, apa dia sudah mengerti kalau Projo itu artinya Pro Jokowi. Dia menjawab enteng saja, kalau terima kasih itu tidak perlu beda-bedakan pilihan politik. Tapi setelah cerita lagi soal pilihan politik, tampaknya masih belum menyeberang, hahaha.

"Terima kasih mas Budi Arie dari Projo untuk bantuannya bagi saya agar bisa beribadah kembali dengan lancar di Masjid Luar Batang," Demikian kira-kira ucapan terima kasih Wan Daeng saat malam itu meluncur dari Buaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun