"Yah sempat empat bulan ga dibolehin jualan apa-apa, sementara sewa ditarik terus!" Begitulah keluh Matwi, salah satu pedagang makanan kaki lima di lesehan Blok M Square. Otomatis selama empat bulan itulah ia harus kocar-kacir mencari penghidupan bagi keluarga. "Sekarang ini lagi mikir pindah aja pelan-pelan. Cari di luaran yang jauh lebih bebas dagangnya," ujarnya berusaha mencari jalan keluar  di tengah peliknya suasana pandemi. Apalagi lagi Gubernur Jakarta Anies Baswedan mendadak mengumumkan kembalinya PSBB total di ibukota ini.
Pun setelah beberapa minggu ini pembatasan sudah dibuka kembali, pengunjung tidak pernah kembali seperti semula. "Dulu saat PSBB pengunjung anjlok, tinggal 30 persen," terang salah seorang penjual di warteg lehesan Mbok Gendut. "Sekarang agak lumayan, tapi ya segitu saja ramainya." mukanya agak merengut.Â
Pandemi memang membuat banyak orang melakukan pengetatan, mengurangi belanja yang tak perlu. Dan ini ancaman bagi kelangsungan para pedagang makanan lesehan.Â
Maka saat kemarin saya diajak Ira Lathief untuk ikut serta membagikan bingkisan dan masker dari Penyedap SASA, girang betul muka mereka saat merasa diperhatikan. Ya, di saat-saat sulit dan darurat seperti ini, kepedulian sekecil apapun akan sangat berharga bagi mereka. "Bantuan gue foto-foto dan bagi masker, Har. Dokumentasiin kegiatan ini ya!"
Tim Ira juga mengikutsertakan influencer yang membantu memberikan eksposur kepada para pedagang makanan ini. Lumayan, setidaknya orang akan ingat kembali nikmatnya makan lesehan di Blok M.
Blok M Square kini memang begitu terasa sunyi senyap. Belum pukul 19:30 pun, toko-toko sudah banyak yang tutup. Padahal dulu hingga pukul 21:00 masih terasa begitu ramainya dengan pedagang kain, buku, dan makanan. Kini yang tersisa hanyalah pemandangan kios-kios kosong, dengan sosok security yang menatap dengan nanar.
Entah apa yang akan terjadi dengan mereka saat PSBB total benar-benar diberlakukan mulai hari Senin. Semoga saja keselamatan menaungi kita semua...Â