Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Dia yang Bisa Kita Sentuh, Yang Mudah Kita Curhati

11 Februari 2019   14:35 Diperbarui: 8 April 2019   00:58 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak momen presiden kita, yang walaupun sudah jadi orang nomor satu di negeri ini, masih senang berkeliling dan menjadi rakyat biasa. Saat mengajak keluarganya jalan-jalan, ia tak memilih ke luar negeri atau mal terkenal. Cukup Taman Raya Bogor di sebelah istana. Tempat orang-orang yang hidup pas-pasan seperti kita juga berlibur. Kadangkala ia masih menyempatkan diri makan di warteg, tanpa diskenariokan atau disiapkan sebelumnya. 

Saat keliling daerah, di mana dia menginap? Kebanyakan bukanlah hotel-hotel mewah. Di Sukabumi, saya membuat liputan live kalau Pak Jokowi menggunakan hotel bertarif Rp 600 ribu saja.

Saat pulang ke kampung halamannya, Pak Jokowi juga masih menyempatkan datang ke Soto Triwindu, dengan bersahaja, duduk di tempat orang lain duduk, tanpa mengusir yang sudah terlanjur memesan dan makan di sana. Kunjungan itu spontan, tak disiapkan sebelumnya, menurut kesaksian dari pemilik warung. 

Juga kesehariannya di Jakarta, Jokowi jarang makan di tempat mahal. Salah satu favoritnya adalah Warteg Bu Djunah. Seusai salat di Masjid Sunda Kelapa, ia sudah dua kali menyempatkan diri mampir ke warung ini, dan istimewanya, tak sedikitpun melupakan janji kepada pemiliknya. 

Jokowi memberikan Surat Izin Usaha resmi dan memperbaiki kebocoran di warung tersebut, seperti yang dijanjikan pertama kali saat berkunjung. "Sudah berapa kali saya makan di tempat Ibu?" tanya Jokowi. Bu Djunah menjawab "Sudah dua kali pak."

"Ya sudah, sekarang waktunya Ibu makan di tempat saya," kata Pak Jokowi sambil tersenyum. Bu Djunah lalu diundang ke istana untuk berdiskusi dan didengarkan pendapatnya. Dan di akhir pertemuan itu, ia diberikan tugas menyuplai makanan setiap hari ke istana. "Lumayan barang lima ratus ribu sehari. Buat saya segitu gede," ungkap Bu Djunah terharu sambil memeluk erat foto Jokowi. Pak Jokowi mengerti bahwa yang dibutuhkan pedagang bukan janji-janji palsu menaikkan atau menurunkan harga, namun kepastian barangnya terjual. 

Demikian pula dengan berbagai foto nenek-nenek dan anak perempuan yang menangis saat memeluk dan berfoto dengan Jokowi. Tak ada satupun yang diskenariokan. Kita semua bisa melihat bahwa muka mereka tulus terharu menyadari bahwa presidennya, yang dulu mereka pilih, begitu dekat, begitu nyata, dan mau mendengarkan keluhan-keluhan mereka. Histeria yang tercipta tidak dipersiapkan sedari awal, sehingga kita bisa menilai sendiri ketulusannya. 

Inilah presiden kita, Pakde Jokowi. Orisinalitas ini tak akan bisa ditiru oleh mereka yang terbiasa hidup mewah di villa besar, berjarak dari rakyat. Ia tak membawa rantang makannya sendiri karena takut tak higienis makan di warteg. Ia tak menyebabkan anak yang dipeluknya menangis meraung-raung karena ketakutan. Tak ada sandiwara lumpur yang dibalurkan dari korban bencana yang ia temui dan diajak dialog. 

Dan saat saya menulis gelar "Pakde", itu bukanlah sebuah sanjungan kosong. Ia memang berlaku layaknya paman tertua di keluarga kita. Paman yang mengayomi, yang selalu membuka pintu rumahnya, dan bisa kita temui kapan saja untuk menceritakan kesulitan-kesulitan kita....

Jokowi kita pilih karena dia adalah sebuah harapan.

Jakarta, 11 Februari 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun