KETIKA seseorang punya motivasi melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, dan di daerah tempatnya tinggal tak ada lembaga pendidikan yang sesuai, maka pilihannya hanya merantau. Ya, merantau ke kota lain, bahkan ke negeri seberang, untuk menimba ilmu yang diinginkannya dengan penuh optimisme.
Merantau Memaksa Berpikir Kreatif
Hidup di tanah perantauan tentu tidak semudah seperti tinggal di rumah sendiri. Seseorang dituntut belajar mengelola keuangan dengan bijak. Apalagi saat uang kiriman dari orang tua belum datang. Biasanya keadaan seperti ini akan memaksa berpikir kreatif untuk menghasilkan uang. Tentunya lewat cara yang tidak melanggar hukum, ya!
Pola Hidup Sehat Saat Merantau
Hidup tak selalu sehat. Ada saatnya sakit. Tentu situasi yang memprihatinkan jika sakit saat merantau. Karena tak ada orang tua yang merawat. Maka tetaplah sehat dengan menerapkan pola hidup yang sehat. Biasakan makan tepat waktu, rajin olahraga, hindari begadang, dan cukup istirahat.
Ketika merantau, seseorang mesti belajar menyesuaikan dengan lingkungan baru. Sopan bertutur kata jika bicara dengan orang lain. Tata sikap dan perilaku sesantun mungkin meski dengan teman dekat.
Saat orang merantau, ia punya kesempatan untuk bergaul dengan siapa saja. Namun ia juga wajib memilih pergaulan yang sehat. Karena akan menentukan masa depannya kelak.
Merantau Melatih Hidup Mandiri
Menjadi perantau adalah jalan menuju kehidupan mandiri. Seseorang akan dilatih bertanggung-jawab terhadap semua yang menyangkut hasrat hidupnya. Merawat diri, memenuhi kebutuhan makan, belajar, menyiapkan pakaian, dan bersosialisasi.Â
Semua orang tentu pernah mengalami rasa sepi yang akhirnya melahirkan rasa rindu dengan keluarga yang ditinggalkannya. Cara menenangkan diri yang terbaik adalah dengan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Dengan berdoa maka rindu akan mencair. Dan sesekali bisa menelpon orang tua untuk menanyakan kabar mereka.