Angin melangkahkan kakinya dengan tergesa. Ia sudah terlambat menunaikan tugasnya.
Hari semakin sial, tidak ada satupun kegembiraan dan kebahagiaan di bibir dan di hati orang-orang.Â
Di seberang pikiran, ia melihat sosok prasangka yang menertawakannya.Â
Angin mendengus lirih, prasangka itu semakin menertawakannya.Â
"Bagaimana rasanya terlambat kerja?" Demikian bunyi secuil tanya prasangka.
Angin tak bisa memberikan jawaban terbaik. Karena semua kata-katanya luruh tiada guna di hadapan prasangka.
Prasangka tersenyum, sambil terkekeh. Merasa menang dan puas.Â
Entah mengapa.
Surabaya, Sabtu 3 April 2021
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!