Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Puisi Ramadan: Dari Nganggung ke Selikur

20 Maret 2024   20:43 Diperbarui: 21 Maret 2024   00:05 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar FB Wenny Respect

Dari Nganggung ke Selikur || Puisi Dian Chandra

Kita Bersetuju Menuju Kebersamaan
Saat nganggung
Dengan sedulang ketupat, ayam panggang, ketan, dan rendang

Kita kekalkan kebersamaan
Sebelum ramadhan menyibukkan kita
Dengan perburuan pahala
....

Kita kembali bersetuju
Usai hari ke dua puluh satu ramadan
Dengan menyalakan api
Di tiap-tiap jalan
Satu per satu, hari demi hari
Hingga lebaran tiba
Membawakan rendang dan kue-kue kering

Toboali, 20 Maret 2024

Keterangan:

Nganggung adalah tradisi masyarakat Bangka-Belitung sebelum hari ramadhan tiba. Secara berbondong-bondong kaum pria akan membawakan dulang ke masjid/balai desa, dengan isian ketupat, lepet, ketan, ayam panggang, rendang, dan lainnya.

Baca juga: Puisi Ramadan

Setelahnya, saat ramadhan tiba, tepatnya pada hari ke-21, masyarakat akan menyalakan lampu tradisional di jalan-jalan hingga malam lebaran. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun