2.Memasak untuk sahur dan berbuka
Selain sebisa mungkin membuat gorengan sendiri, aku pun mulai memasak makanan sahur dan berbuka. Memasak sendiri bisa disesuaikan kebutuhan sehingga menghindari pemborosan.
Kegiatan ini selain menambah jam terbang memasak, menghasilkan masakan-masakan baru, menghemat anggaran, hingga dalam hal sampah mengurangi kemasan-kemasan plastik.
3.Meminimalisir membeli takjil
Bukan berarti tidak pernah membeli takjil. Namun, membeli karena kebutuhan. Sebab, kebanyakan membeli takjil hampir pasti terbuang.
Saat ini takjil dikemas dalam wadah-wadah plastik beraneka ukuran. Sebagai contoh gelas air mineral yang dipakai mungkin hanya lima menit terurainya lebih dari 450 tahun. Begitu juga kemasan air mineral yang terurainya lebih dari 1000 tahun lebih. Sebab, faktanya hanya sembilan persen sampah plastik yang didaur ulang di dunia. Sisanya menumpuk menjadi gunung sampah.
4.Mengolah kembali makanan sisa yang masih layak
Beberapa waktu lalu ada saudara berbuka di rumah. Seperti biasa, menjelang waktu berbuka kami berburu takjil dengan selera masing-masing termasuk makanan beratnya.
Bisa ditebak, tidak semua makanan itu habis. Malah ada yang tidak termakan. Di antaranya mie ayam. Mie ayam itu kemudian aku simpan di kulkas untuk saat sahur diolah kembali. Anak-anakku menyebutnya pizza mie. Mie yang dibalur telur, diaduk lalu digoreng. Bentuknya bulat seperti mie.
Cara lain yang gampang biasanya dengan menghangatkan kembali seperti sayuran. Untuk nasi sisa sahur biasanya aku jadikan nasi goreng saat berbuka.
5.Tidak membuang sembarangan makanan sisa yang tidak layak