Mohon tunggu...
Helmy Kusuma
Helmy Kusuma Mohon Tunggu... -

Cinta 3 Sisi, sebuah novel roman\r\nhttp://www.nulisbuku.com/books/view/cinta-3-sisi-kertas-novel\r\n\r\nwww.helmykusuma.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Catatan Perjalanan dari Vietnam (III)

21 September 2010   02:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:05 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

masih berlanjut...

Setelah sampai ditempat yang dituju, kapal melepas jangkarnya, kayak-kayak disiapkan. Yay! Kami berkayak ria melewati gugusan bukit batu, kemudian menuju gua kecil di salah satu bukit batu. Wah mengayuh kayak selama 1 jam menuju gua tersebut benar-benar menguras tenaga ( apalagi ini adalah pengalaman kayak pertama ), apalagi ditambah dengan ombak yang menerpa dari arah laut. Disinilah baru pertama kali juga merasakan masuk kedalam gua. Ketika senter dimatikan, didalam gua benar-benar gelap pekat. Tiba-tiba dunia terasa hening sekali, orientasi arah mendadak hilang, dan rasa menjadi tajam.

Di dalam gua terasa agak pengap dan lembab, namun lantai gua tidak terasa licin, hanya pada beberapa bagian saja yang disisinya terdapat air baru terasa licin. Kelelawar kecil terlihat bergelantungan, namun jumlahnya tidak banyak dan mereka tidak terkesan terganggu dengan kehadiran kami. Setelah berjalan singkat melewati gua, kami sampai pada tempat yang dituju, yaitu danau kecil di tengah-tengah, yang memang hanya bisa dicapai melalui gua tersebut ( atau tentu saja jika menggunakan helikopter ). Perjalanan balik ke kapal relatif dilalui dengan lebih cepat, walaupun tidak kurang capeknya. Setelah sampai dikapal, perut terasa benar-benar lapar.

Tempat lain yang kukunjungi selama di Hanoi, adalah Perfume Pagoda. Legenda setempat menyatakan asal usul nama pagoda ini diambil dari harumnya yang dapat dirasakan ketika berada di sekitar pagoda. Dan harum ini konon berasal dari roh suci biksu yang pernah tinggal disini, selain tentunya dari hasil pembakaran dupa dari pengunjung pada festival. Sebelum memasuki kompleks kuil yang tersebar ( dan diakses dengan anak tangga batu ratusan tingkat ), harus melewati dulu sungai Day. Sungai ini mengingatkanku pada film Ramboo, dengan alang-alang yang tinggi di kiri dan kanan, dengan gua-gua tempat sarang buaya, dan dengan dasar sungai yang dipenuhi tumbuhan air. Sungai ini tidak terlalu dalam, sekitar 1-2 meter saja, dan karena tumbuhan air tersebut, kapal dengan menggunakan baling-baling akan kesulitan melewati sungai ini, sehingga

penduduk setempat menggunakan sampan-sampan kecil, terbuat dari besi, seluruhnya ( ya anda tidak salah baca, seluruhnya terbuat dari besi. Amboi! Panas sekali! Pemandu tour tidak bercanda sebelumnya waktu ia berkata, kita akan naik Barbeque Boat ). Dan “Jalur Panggangan” ini berjarak 1 jam lamanya. Bayangan 1 jam lagi untuk kembali saja sudah membuat pantat terasa berkeringat. Para pendayung sampan ini benar-benar luar biasa, mereka mayoritas wanita, dari yang terlihat 18 tahun sampai yang terlihat 35 tahun, dan mendayung, dengan dayung besar, di tengah “api” ini. Untuk duduk saja sudah merupakan perjuangan, apalagi mendayung! Teknik mendayungnya sangat stabil, dan meninggalkan semacam pusaran air kecil pada ujung dayung. Amazing!

Pemandangan di kiri dan kanan sungai juga stunning. Dan disini terbentuklah suatu legenda, tentang 99 gajah ( yang menjadi barisan 99 bukit batu ) yang melihat ke satu arah dan 1 gajah yang melihat ke arah lainnya. Mereka dikutuk menjadi batu karena ‘pembelot’ yang salah arah tadi dan selamanya menangis menjadi aliran-aliran mata air ke sungai tersebut. Menuju kuil utama, Chua Trong ...

Terletak di gunung Huong Tich, berdiri sekitar abad 15, merupakan kompleks kuil yang tersebar dan ramai dikunjungi pada festival Tet ( tahun baru Vietnam ).

Chua Trong berarti kuil dalam dan terletak di gua Huong Tich

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun