Mohon tunggu...
Hanzizar
Hanzizar Mohon Tunggu... Pengamatiran

Pengamat sosial, penulis, pembelajar yang ikut mengajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kepada Anggota PSI, Jadikan Bro Ronald Sinaga Ketum Kalian

30 April 2025   16:50 Diperbarui: 30 April 2025   16:50 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ronald Aristone Sinaga a.k.a Broron (Sumber: VOI.ID)

Kaesang sebentar lagi menanggalkan tahta. Kini saatnya mengukuhkan satu nama yang bukan lahir dari panggung podcast kesayangan, bukan buah jatuh dari pohon nama besar orang tua, apalagi produk manufaktur ruang-ruang oligarki elit partai. 

Nama itu adalah BroRon. Ronald Sinaga. Seorang caleg gagal yang paradoksnya, menjadi fenomena paling fenomenal dalam lintasan sejarah PSI. Sudah fenomena, paling fenomenal pula!

Jangan pernah meremehkan label "caleg gagal" yang disematkan padanya. Ketika yang lain tumbang dan lenyap ditelan kesunyian, sosok BroRon justru membara dengan intensitas yang jauh lebih panas, pasca kekalahannya di Pileg 2024 silam. 

Sementara mereka yang berhasil menduduki kursi kehormatan DPR terlalu sibuk merangkai kata-kata indah untuk pidato pembukaan yang bombastis, BroRon dengan tekadnya yang membaja justru menerobos gang-gang sempit, lorong-lorong kumuh, dan menyingkap lapisan-lapisan kejahatan sistemik yang selama ini terlalu "toxic" untuk disentuh tangan-tangan bersarung kekuasaan.

Mari kita observasi faktanya dengan telanjang, bukan sekadar drama yang dikemas cantik. BroRon hadir sebagai paladin bagi siswa-siswa dari keluarga prasejahtera di berbagai penjuru kota yang hak legitimasinya atas Dana PIP (Program Indonesia Pintar) dirampas secara brutal oleh sistem pendidikan yang korup.

Dalam investigasinya yang groundbreaking di tahun ini, ia menguak realitas yang mencengangkan: dana PIP periode 2019--2022 baru dicairkan setelah bertahun-tahun, dan lebih mencengangkan lagi, banyak di antaranya yang never reached the rightful hands. Apa langkah yang ditempuh BroRon? 

Ia turun gunung, langsung go to the field. Ia gerilya ke sekolah-sekolah. Ia bertamu ke rumah-rumah siswa terdampak. Dengan kamera sebagai senjata, ia menginterogasi bukti, menggunakan logika rasionalnya, dan membongkar seluruh kebobrokan untuk kemudian ia pajang di panggung media sosial tanpa sensor. Sampai emak-emak yang ngefans sama dia, malah jadikan dia kameramen. 

Orang yang nggak suka sama dia, disebut gabut gak ada kerjaan, kerjanya hanya keliling sekolah. Ya keliling sidak sekolah yang tilep dana PIP kemudian diviralkan!

Perjuangannya tidak berhenti sampai di situ. Ketika tim investigasinya dihajar secara brutal saat mengawal transparansi pencairan PIP di SMK PGRI 11 Ciledug, Kota Tangerang, BroRon bukan tipe yang berlindung di balik meja mahoni pengacara berdasi. Ia maju ke garda terdepan. Ia mengumpulkan fakta-fakta telanjang. 

Ia merekam setiap detail. Ia menyebarluaskan bukan demi kesemarakan nama atau clout, tetapi demi memberikan enlightenment kepada masyarakat bahwa "there's something rotten in this state" -- ada hak-hak fundamental mereka yang dirampas oleh institusi yang sejatinya memiliki mandat sakral untuk melindungi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun