Mohon tunggu...
Hanzizar
Hanzizar Mohon Tunggu... Pengamatiran

Pengamat sosial, penulis, pembelajar yang ikut mengajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ancaman Mematikan Jalanan Lengang Jakarta Saat Lebaran

30 Maret 2025   13:33 Diperbarui: 30 Maret 2025   13:33 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber penelusuran Google

Panorama Jakarta menjelang lebaran menghadirkan kontradiksi yang memikat namun mematikan. Jalanan protokol hingga arteri tol yang biasanya sesak kini tampak lengang bak kanvas kosong menunggu goresan. 

Fenomena urban retreat ini terjadi kala sekitar 3 juta kendaraan melakukan eksodus tahunan, meninggalkan ibukota dalam kondisi yang paradoksikal---melegakan sekaligus mengerikan bagi mereka yang masih bertahan di aspal metropolitan.

Tragedi terbaru menjadi bukti nyata betapa fatal konsekuensi dari jalanan lowong ini. Baru kemarin, sebuah Hyundai Ioniq berkecepatan tinggi menghantam sebuah truk yang sedang dalam perbaikan di bahu jalan tol lingkar luar rute Pantai Indah Kapuk menuju Cengkareng Puri. Heartbreaking moment terjadi ketika seorang mekanik yang tengah berjibaku memperbaiki kendaraan harus kehilangan nyawa akibat tabrak lari yang diduga hasil dari street racing ilegal. 

Kejadian ini menjadi red flag yang tak bisa diabaikan---bukti konkret dari bahaya laten Jakarta saat liburan yang seolah menjadi invitation bagi pengemudi untuk mengubah jalanan publik menjadi sirkuit balapan pribadi, terutama bagi pemilik kendaraan elektrik berperforma tinggi.

Perlu kita pahami bersama, mobil listrik memiliki karakteristik akselerasi yang instant dan brutal. 

Tidak seperti kendaraan konvensional berbahan bakar fosil yang memerlukan transisi waktu antara injakan pedal gas dengan respon mesin, kendaraan elektrik memiliki koneksi langsung antara throttle input dengan torsi roda---menciptakan power delivery yang explosif dan potentially lethal bila disalahgunakan. 

Mobil listrik bagaikan naga yang jinak namun mematikan bila pengendaranya tak bijak.

Ironi yang menyayat hati adalah ketika kita menyaksikan generasi muda---some of them masih underage dan belum memiliki lisensi mengemudi---dengan mudahnya mendapatkan akses ke kendaraan high-performance dari orang tua mereka dan memanfaatkan jalanan kosong sebagai playground berbahaya. 

No cap, ini adalah recipe for disaster yang berujung pada hilangnya nyawa-nyawa berharga, khususnya para pekerja keras yang menjadi tulang punggung keluarga. Sebagaimana yang dikatakan dalam kebijaksanaan Jawa kuno, "Aja dumeh"---jangan merasa superior dan semena-mena hanya karena memiliki kekuatan atau keistimewaan.

Tragedi ini mencatat dua korban jiwa: pengendara Ioniq yang meninggal di lokasi---yang secara teknis adalah pelaku, bukan korban---dan seorang mekanik yang tengah melakukan kewajibannya memperbaiki kendaraan di bahu jalan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun