Mohon tunggu...
Raihan Yuliadiputra
Raihan Yuliadiputra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Ilmu Komunikasi. Be Nice to Everyone ; )

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berpikir Kreatif dan Ide, Keterkaitan diantara Keduanya

12 April 2023   10:20 Diperbarui: 12 April 2023   10:17 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia memiliki kemampuan untuk memikirkan dan menghasilkan suatu perubahan. Perubahan tersebut dapat muncul menciptakan sebuah konsep dan karya yang belum pernah ada sebelumnya. Kemampuan ini sering disebut sebagai kreatifitas.

Kreativitas atau biasa yang disebut berpikir kreatif merupakan sebuah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru yang inovatif dan relevan dalam menjawab suatu permasalahan atau menciptakan sesuatu yang baru.

Ide-ide baru tersebut merupakan hasil dari proses berpikir kreatif yang melibatkan kemampuan untuk berpikir secara fleksibel, imajinatif dan mencari sebuah solusi yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

Berpikir kreatif memerlukan kemampuan untuk melihat suatu masalah atau situasi dari berbagai sudut pandang, dan berusaha untuk menemukan solusi yang berbeda dari yang biasa dilakukan. Proses ini dapat membuka peluang untuk menemukan ide-ide baru yang inovatif dan menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.

Ide sendiri merupakan inti dari kreativitas seorang manusia, dan seringkali dianggap sebagai "bahan bakar" penting untuk menciptakan sebuah karya seni, inovasi dan pencapaian lainnya. Ide yang muncul dapat memberikan seorang manusia untuk menghasilkan keterampilan yang sangat penting di berbagai bidang dalam kehidupannya. Dalam hal ini, ide juga dapat menjadi tonggak dalam perkembangan pengetahuan manusia.

Sebuah ide sangat erat kaitannya dengan sebuah pertanyaan yang muncul dibenak manusia karena dari pertanyaan tersebut terdapat asal-usul dan keberadaan ide itu sendiri. Hal ini melibatkan refleksi tentang apa yang sebenarnya dimaksud dengan ide.


Beberapa filosof terkenal seperti Plato dan Descartes menganggap ide sebagai realitas yang mandiri yang dapat dipahami secara objektif melalui akal budi, sedangkan filosof lain seperti Hume dan Kant melihat ide sebagai produk dari kegiatan mental manusia dan tergantung pada pengalaman subjektif masing-masing individu.

Kemunculan sebuah ide tidak lepas dari salah organ bagian dalam tubuh manusia, yaitu otak.  Otak memainkan peran penting dalam menghasilkan ide-ide baru. Otak menerima, memproses, dan mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber, termasuk persepsi sensorik, pengalaman masa lalu, dan pengetahuan yang disimpan dalam memori.

Proses terjadinya ide di otak melibatkan aktivitas neuron di berbagai bagian otak, terutama di korteks prefontal, yang terlibat dalam perencanaan, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Saat menghasilkan ide, korteks prefontal akan menghubungkan informasi dari berbagai sumber, termasuk ingatan, pengetahuan, dan persepsi sensorik, untuk membentuk konsep atau ide baru.

Selain itu, aktivitas otak yang terkait dengan emosi juga dapat mempengaruhi terjadinya ide. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa emosi positif, seperti kebahagiaan atau kegembiraan, dapat memperkuat koneksi antara neuron di otak dan meningkatkan kemampuan seseorang untuk menghasilkan ide-ide baru.

Namun, proses terjadinya ide di otak juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti lingkungan, stimulasi, atau kebiasaan. Misalnya, lingkungan yang mendukung kreativitas, seperti ruang kerja yang terbuka dan terang, dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk menghasilkan ide-ide baru. Begitu juga dengan kebiasaan seperti meditasi, yoga, atau tidur yang cukup, dapat memperkuat koneksi antara neuron di otak dan meningkatkan kreativitas.

Sebuah ide dapat kita terima dan kita peroleh, yaitu dengan kita sebagai manusia bisa melakukan sebuah tindakan dengan berbagi ide yang kita punya dengan orang lain sehingga dapat membangun komunitas yang berdasarkan pada ide-ide yang sama atau memiliki tujuan yang sama. Dalam hal ini, ide juga dapat menjadi sarana untuk membangun hubungan sosial dan memperluas pengaruh seseorang dalam masyarakat.

Namun, pada kenyataannya manusia masih dapat mengalami kesulitan dalam menghasilkan ide-ide baru, terutama ketika terjebak dalam pola pikir yang kaku atau terhambat oleh perasaan takut atau kurang percaya diri. Dalam hal ini, diperlukan kemampuan untuk berpikir kreatif dan mengembangkan perspektif yang baru dan inovatif.

Dalam kesimpulannya, seorang manusia memiliki hal istimewa yang sudah ada sejak manusia itu lahir yaitu diberikannya oleh sang maha kuasa sebuah organ yang bisa membuat manusia dapat di bedakan dengan makhluk lainnya yakni adanya sebuah otak.

Dengan adanya sebuah otak manusia mendapat sesuatu yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, yaitu sebuah pemikiran. Pemikiran dalam seorang manusia tentu berbeda dengan pemikiran dengan makhluk lain dikarenakan manusia dengan otaknya dapat mendapatkan hal-hal yang luar biasa di dalamnya. Seperti akal, pikiran dan sebuah ide.

Dengan adanya sebuah ide, manusia bisa menjadi makhluk yang terdepan dibanding makhluk yang lainnya, sebab dengan idelah manusia mendapatkan perkembangan yang sangat pesat dalam segala hal. Perkembangan tersebut tidak lepas dari adanya sebuah kreativitas yang dilakukan olehnya, dengan berpikir kreatif manusia dapat memunculkan suatu ide mengenai berbagai macam hal. Dalam hal inilah yang menjadikan sebuah ide sebagai unsur yang tidak bisa lepas dari manusia.

REFERENSI

Admin. (2022, Maret 5). Memunculkan Ide Kreatif dalam Diri. Retrieved from Pusat Jurnal Ilmiah Universitas Medan Area: https://pji.uma.ac.id/index.php/2022/03/05/memunculkan-ide-kreatif-dalam-diri/

Ali, S. N. (2019). Jurnal Analisis. Analisis Pengaruh Konten Negatif Internet terhadap Fungsi Prefontal Cortex pada Usia 18-19 Tahun, 2-4.

Craft, A., Jeffrey, B., & Liebling, M. (2001). Cretivity in Education. In M. A. Boden, Creativity And Pedagogy (pp. 95-102). London: British Library Cataloguing-in-Publication Data.

Mardhiyana, D., & Sejati, E. O. (2016). Pendidikan Matematika. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Rasa Ingin Tahu Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah, 678-680.

Mulyana, A. (2022, Juni 24). Creative and Innovative Thingking. Retrieved from Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur: https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/artikel/creative-and-innovative-thinking-agus-mulyana

Putri, M. M. (2020, September 25). Memunculkan Ide Kreatif dalam Diri Seseorang. Retrieved from Ganto.co: https://www.ganto.co/artikel/792/memunculkan-ide-kreatif-dalam-diri-seseorang.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun