Mohon tunggu...
hany panjaitan
hany panjaitan Mohon Tunggu... -

bu\'e ucok & wawa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Detektif Facebook

22 Oktober 2011   02:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:39 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selesai sudah. Ya, aku baru saja membuat akun facebook baru. Tapiakun itu tidak menggunakan namaku, melainkan memakai nama samaran, karena akun itu akan kugunakan sebagai akun jebakan.

Aku berencana menjebak mantan pacar suamiku, karena aku melihat perubahan sikap yang mencolok dari suamiku. Akhir-akhir ini setiap malam suamiku lebih suka berlama-lama didepan komputer daripada duduk diruang keluarga bersamaku dan anak-anak. Padahal sebelum ini, setiap malam dia lebih senang menghabiskan waktu bercengkrama dengan ku dan anak-anak di ruang keluarga. Dan beberapa waktu yang lalu,secara tidak sengaja aku menemukan sms “manis” di hp suamiku, pengirimnya perempuan tapi aku tidak mengenalnya.

Kemudian aku mencoba menelusuri daftar temandi facebook suamiku. Namun aku tidak menemukan nama perempuan pengirim sms itu disana. Akupun mencoba cara lain, menelusuri daftar teman dari temannya suamiku, dan…ooopps…aku menemukan nama itu. Dan aku benar-benar beruntung, karena akun dengan nama Tatik Dodot itu ternyata pengaturannya terbuka, sehingga aku bisa mengintip dindingnya, infonya, dan photo-photonya. Oooo…ternyata dia mantan pacar suamiku sewaktu masih SMA. Dari akun Tatik Dodot itu pula aku mengetahui kalo ternyata suamiku mempunyai 2 akun facebook. Akun yang kemarin aku periksa memang tidak berteman dengan Tatik Dodot, makanya aku tidak bisa menemukan nama Tatik Dodot dalam daftar temannya.

Ternyata suamiku berteman dengan Tatik Dodot dengan menggunakan akun silumannya, itulah sebabnya mengapa suamiku akhir-akhir ini lebih suka nongkrong di depan computer untuk chatting dan bernostalgia dengan mantan nya itu.

Sebenarnya aku jengkel dengan situasi ini, tapi aku tidak mau terjebak dalam emosi membara yang justru akan membuat kuterlihat konyol di depan suamiku. Setelah mencari ide gimana caranya agar aku bisa mengetahui tindak-tanduk mereka dibelakangku, akhirnya kubuatlah akun facebook palsu itu.

Setelah akun itu jadi, akupun mulai meng-add teman-teman SMA Tatik Dodot , yang juga merupakan teman-teman SMA suamiku. Aku juga bergabung di grup SMA mereka. Setelah mendapat 20 orang teman, dengan sendirinya teman-teman SMA mereka (tatik dan Suamiku) mulai banyak yang meng-add aku, karena mereka mengira aku juga merupakan alumni SMA mereka. Namun bukan berarti pengintaian ku bisa segera dimulai. Aku masih harus bersabar dulu selama beberapa hari, supaya aku bisa memahami arena yang akan aku masuki ini. Aku pun mulai rajin berkomentar ke sana kemari di status “teman-teman” yang notabene belum kukenal tapi seolah-olah sudah kukenal baik. Setelah bisa berinteraksi dengan “teman-temanku”, aku pun memulai penyelidikanku.

Satu saatpada saat online aku coba menyapa Tatik Dodot melalui inbox. Aku sengajamenyapanya melalui inbox, tidak melalui chatting, karena kalau dalam percakapan itu ada yang membuat ku terpojok, aku bisa segera menghindar.

“Pha kabar mbak…?” aku memulai inbox ku

“baik dek….” Balasnya

“eh…mbak….. mas yudi ada fb nya juga lho, koq gak di add?” pancing ku

“aku udah berteman dengan dia koq dek, tapi pake akun nya yang lain” Tatik mulai terpancing

Dan akupun mulai bersemangat untuk meneruskan perbincangan melalui inbox ini.

“Lho…memangnya kenapa mbak, koq gak berteman dengan akun mas yudi yang asli….??? Ayo…ada apa nih…??? Jangan-jangan CLBK ya…?? Mengulang masa-masa manis di SMA dulu…???” aku makin nafsu untuk mengorek informasi darinya.

“Ah…..dek Bunga koq gitu sih…hehehe. Aku berteman melalui akun yang palsu Cuma untuk menjaga perasaan orang-orang disekitar kami aja koq dek.” Balasnya. Seperti nya dia keceplosan menuliskan itu.

“Nah…ya itu dia mbak…kalo gak ada apa-apakoq harus menjaga perasaan orang-orang sekitar mbak. Ayo…mbakku yang manis, ngaku aja kalo lagi ber CLBK” serang ku padanya.

“Gak lah dek…..aku gak CLBK sama dia, aku justru prihatin dan kasihan dengannya, mungkin dia juga tersiksa dengan kehidupannya.”

Deg..jantungku serasa berhenti berdetak membaca balasan Tatik . Pikiran ku mulai kacau, dalam hal apa dia bisa berasumsi kalo suamiku tersiksa dengan kehidupannya. Aku merasa selama ini kehidupan keluarga kami cukup harmonis, dengan dua anak yang sehat dan pintar. Walaupun kami hidup pas-pasan, tapi kami merupakan keluarga yang bener-bener kompak, kemana-mana selalu bersama. Suamiku memang tipikal family man. Jangan-jangan dibelakangku suamiku menjelek-jelekkan diriku demi mendapat simpati mantan pacarnya. Sambil berpikir aku kembali melanjutkan perbincanganku dengan Tatik.

“Memang kenapa mbak…koq mas Yudi hidupnya tersiksa?” balasku sambil menahan degup jantung yang semakin kencang.

Inbox ku kali ini dibalas Tatik agak lama, mungkin dia juga baru menyadari keteledorannya hingga sampai keceplosan bicara.

“gak apa-apa koq dek?”

“Ayo…mulai main sembunyi-sembunyi ya, pasti ada apa-apanya nih…kalo gak ada pa-pa masak ga mau cerita” Aku semakin agresif menjebaknya.

“Bener dek gak ada apa-apa” balasnya singkat.

“Ya udah mbak, ntar kapan-kapan kita lanjutin lagi ya ngobrolnya. Makasih mbak.” Kuakhiri perbincangan itu karena aku tidak ingin terlihat begitu ngotot mengintrogasinya.

Untuk hari ini cukup lah sampai disini pikirku. Ada sedikit hasil yang kudapat, walaupun hasil itu masih kabur dan samar-samar. Tapi satu yal yang ku yakini, bahwa antara suamiku dan mantan pacarnya terjalin komunikasi yang intens. Dan satu hal lagi, ternyata memang ada sesuatu diantara mereka, sehingga tatik tadi bisa berasumsi kalo suamiku hidupnya tersiksa. Huh……hatiku panas.

Keesokan harinya aku kembali online, kulihat Tatik juga online. Kututup jendela chattingku, dan akupun kembali menyapanya lewat inbox.

“lagi ngapain mbakyu ku yang cakep?” sapa ku basa basi.

“Biasa dek…lagi nyantai”

“Eh…mbak, tadi malam aku ketemu mas Yudi lho di acara resepsi temen suamiku, yang ternyata sepupunya mas yudi” aku mulai melancarkan serangan sambil mengarang cerita bo’ong.

“iya tho…dek. Lha terus kamu ngobrol apa aja.”

“ngobrol macem-macem, termasuk ngobrol tentang mbak Tatik…hehehe.” Bales ku cengengesan

“Lho…koq malah ngobrolin aku? Memang nya apa yang diomongin tentang aku?”

“Ada deh…rahasia”

“Kog pake rahasia-rahasiaan tho dek”

“Lha..mbak Tatik kemarin juga pake rahasiaan koq sama aku. Mbak Tatik cerita dulu ke aku, ntar gantian aku cerita ke mbak Tatik, soalnya ceritanya seru nih mbak.” Aku berusaha untuk memancingnya. Dan sepertinya usaha ku membuahkan hasil. Karena setelah itu dia membalas inboxku.

“Iya dek,Saat pertama kali aku dapat no hp mas yudi, aku kan senang banget. Aku langsung nelphone dia, sms dia, dan kami rajin berkomunikasi. Hubungan kemudian kami lanjutkan ke facebook. Tapi dia gak mau kalo aku menjadi temen di akun aslinya, dia memintaku menjadi teman di akun cadangannya. Aku sih seneng-seneng aja dek, karena dengan demikian kan suamiku juga gak ngerti, dan kami juga aman dari pantauan istrinya mas Yudi. Ya udah…akhirnya hubungan kami berjalan hanya melalui phone dan facebook aja koq dek. Kami gak pernah copy darat, walaupun dekat. Tapi itu sudah membuat ku cukup bahagia dek, bener-bener bahagia karena bisa mengulang kenangan manis masa SMA.” Tatik bersemangat mengungkapkan perasaannya, sementara aku mulai merasa seperti cacing kepanasan.

“Lha…yang masalah mas Yudi hidupnya tersiksa, itu ceritanya gimana mbak?” pancingku lebih dalam lagi.

“Lho dek…koq malah kamu tanya-tanya terus, katanya kamu juga mau cerita perjumpaan mu dengan mas yudi tadi malam.” Tatik menagih janjiku.

Dan akupun offline. Tidak perlu kubalas lagi inbox Tatik yang terakhir, karena misiku sudah selesai, informasi dan bukti yang aku inginkan sudah kudapatkan. Walau mereka tidak pernah copy darat, dan walau hubungan dan romansa picisan mereka hanya melalui facebook dan telephone, tapi bagiku tetap saja mereka selingkuh, karena mereka sengaja menyembunyikan hubungan itu dari ku dan juga suami Tatik.Sekarang saatnya menginterogasi terdakwa – mas Yudi- suamiku - sambil menunjukkan bukti-bukti otentik yang masih hangat terekam dalam memori inbox akun facebook palsuku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun