Mohon tunggu...
Hantus Tommy
Hantus Tommy Mohon Tunggu... Bankir - Saya bekerja di salah satu BPR (Bank Perkreditan Rakyat) di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Alumni Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Bekerja di bidang perbankan segmen mikro, berasal dari kota Balikpapan (Kalimantan Timur) dan sekarang berdomisili di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Andaikan KRL Commuter Line Ada di Kalimantan

7 Desember 2015   00:18 Diperbarui: 7 Desember 2015   00:18 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi KRL"][/caption]

Sebagai orang Kalimantan (sebelumnya yang belum pernah) naik Kereta Api ataupun Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line adalah suatu hal yang baru, maklum di Kalimantan belum ada transportasi massal yang namanya KRL Commuter Line. Saya merasa suatu hal baru dan menyenangkan waktu pertama kali naik KRL tersebut. 

Waktu itu, saya sedang mengikuti pelatihan di Jakarta yang diadakan oleh kantor pusat tempat saya bekerja selama satu bulan dan saya berasal dari kantor cabang Balikpapan, Kalimantan Timur. Pada saat mengikuti pelatihan –pastinya kita berkenalan sesama teman pelatihan– yang datang dari berbagai kantor cabang, termasuk salah satunya teman saya dari kota Bogor, yang kebetulan kami satu kamar di apartemen perusahaan.

Biasa setiap weekend, perusahaan mengijinkan karyawan/ti (yang mengikuti pelatihan) untuk berlibur ke tempat keluarga bagi yang ada keluarga termasuk teman saya yang berasal dari Bogor memanfaatkan waktu tersebut pulang ke Bogor. Teman saya tersebut mengajak saya untuk weekend ke Bogor dan menginap di rumahnya. Saya sempat bertanya kita naik bis ya ke Bogor?? Teman saya menjawab: Tidak… Kita naik KRL saja biar cepat dan tidak macet.. Wah, KRL dalam benak saya… Mahal kah?? Saya bertanya lagi ke teman saya… Teman saya menjawab: Tidak broo justru murah… Sudah broo… Saya yang bayar ongkos KRL nya kan saya yang ngajak weekend ke rumahku di Bogor. Saya pun dengan senang hati mendengarnya...

Senangnya naik KRL untuk pertama kalinya, sudah itu gratis pula, hehehe… Akhirnya kami berangkat dari Jakarta Kota (kebetulan sangat dekat dengan apartemen perusahaan kami bekerja, yang hanya naik mikrolet sekali) menuju Bogor. Selama perjalanan dari Jakarta Kota menuju Bogor, kesan yang saya rasakan betapa enaknya naik KRL tanpa ada hambatan alias macet, efisien waktu serta aman. Dan saya benar-benar merasakan ini namanya naik KRL, maklum Kalimantan tidak ada transportasi masal seperti KRL maupun Kereta Api (KA).

Saya pun sempat terpikir: Andaikan KRL Commuter Line ada di Kalimantan selain tarif murah, pastinya efisien dan aman sehingga perekonomian antar kota di Kalimantan akan semakin tumbuh. Pulau Kalimantan yang sangat luas dibandingkan pulau Jawa, apakah transportasi masal ini dapat terwujud??

Proyek KA ini sudah dibahas di Pemerinatah Daerah Kalimantan Timur (Kaltim) cukup lama dan negara Rusia melalui Rusian Rail Ways menginvestasikan dana untuk pembangunan Jalur Kereta Api di Kalimantan Timur melalui anak perusahaan PT. Kereta Api Borneo (PT. KAB) sebesar Rp.72 Triliun. (selengkapnya baca: disini)

Gubernur Kaltim, Awang Faroek menekankan bahwa Rusia tidak memberi pinjaman melainkan investasi dana mereka di Kaltim. Keseriusan mereka adalah memberikan beasiswa kepada 50 (lima puluh) pelajar SMA dari Kaltim untuk belajar mengenai ilmu perkeretaapian di Rusia. (Baca: disini)

KAB membangun Kereta Api (KA) Borneo dengan jalur pertama dari Kutai Barat sampai ke kawasan industri Buluhminum Balikpapan dan jalur kedua dari Kutai Kartanegara sampai KEK Batua Trans Kalimantan Selatan. Total dari jalur tersebut sepanjang 900 (sembilan ratus) kilometer dengan dua jalur dan proyek ini memakan waktu lima tahun. (Baca: disini) 

Harapan saya sebagai warga Balikpapan (Kalimantan Timur) adalah Proyek KA Borneo ini dapat terealisasi dengan baik dan benar-benar dapat bermanfaat bagi warga Kalimantan serta meningkatkan perekonomian Kalimantan.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun