Sekarang, orang tua yang sedang berkerja di sawah sudah bisa ngobrol panjang-lebar dengan anaknya yang berkuliah di Yogyakarta, dan sebagainya. Lalu buat apa lagi surat-surat? Cowok dan cewek milenial zaman now hanya chatting-chattingan di dunia maya pakai smartphone, laptop, dsb. Surat sudah tidak lagi dikenal, maka untuk apa lagi disinggung dalam lirik lagu masa kini.
Maka lagu Batak yang digubah di zaman IT ini sudah banyak yang tidak pakai "surat" lagi, sebab para penggubah dan penyanyi sudah menyesuaikan dengan zaman, dan menggunakan istilah-istilah seperti: handphone, SMS, mailbox, dsb., dalam lirik-lirik lagunya.
Berikut ini contoh sebuah lirik lagu Batak zaman now: ... siteres (stress) do au sayangku, molo mailbox handphonemi, hu SMS pe so dibalos ho.... dst. Lagu Batak, tetapi sudah bukan lagi murni menggunakan bahasa Batak. Dan yang lebih memilukan, "surat" yang terdengar lebih romantis dan puitis itu, mau tidak mau harus dicampakkan selamanya dari lirik lagu Batak. Sedih!Â
Apakah kondisi ini masih dapat dikembalikan, jika mengingat pada masa kini generasi milenial lebih suka mendengar lagu-lagu asing ketimbang lagu daerah? Kita berdoa saja kiranya BangkitLaguDaerah.