Berdasarkan pengamatan penulis, permasalahan ini lebih banyak karena ulah pengemudi yang tidak berdisiplin dan bersikap masa bodoh dengan aturan. Maka untuk mengurangi kemacetan ini, harus banyak petugas yang stand by di sana setiap jam sibuk, berjaga di setiap ujung perempatan itu guna mencegah dan menyetop pengemudi nakal yang berusaha menerobos lampu merah.
Dan tentu bukan hanya di ruas Jalan Hasyim Ashari, di ruas-ruas jalan lain pun yang punya problem seperti di atas, harus dikawal selama jam-jam sibuk.Â
Atau Pemda DKI Jakarta bisa juga menempatkan orang-orangnya di setiap persimpangan jalan sibuk dan macet seperti di AM Sangaji dan Cideng Timur ini. Beberapa waktu ini, penulis sering melihat petugas berkaos kuning dan bercelana coklat dan topi, menggerak-gerakkan tangan sebagai isyarat bagi pengemudi untuk terus melaju atau stop di perempatan-perempatan.
Saya heran kok petugas seperti ini malah tidak ada di perempatan-perempatan "parah" seperti disebut di atas pada waktu-waktu yang dibutuhkan seperti dipaparkan di tulisan ini? Cobalah Pemda DKI mendayagunakan tenaga-tenaga potensial semacam ini, misalnya dengan menugaskan mereka memalangkan kayu atau bambu ketika lampu menyala merah untuk menghambat laju kendaraan. Bagaimana Pak Gubernur  Anies Baswedan?
Dan yang mungkin cara yang paling jitu adalah memasang CCTV di ruas-ruas jalan tersebut. Penggunaan alat ini terbukti lebih efektif dan "ditakuti" oleh pengemudi nakal.
Beberapa waktu pegemudi mobil online yang kami tumpangi mendadak "santun" menjelang traffic light. Dari kejauhan, dia sudah melambatkan laju kendaraan sekalipun lampu di depan masih hijau. Dia mengaku kapok karena pernah mendapat surat tilang gara-gara pelanggarannya terekam CCTV.
Kiranya saran ini bermanfaat untuk mengurangi kemacetan lalu-lintas.