Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ada Kelompok yang Tidak Mau Kalah, dan Tidak Siap Kalah

17 Januari 2019   12:04 Diperbarui: 17 Januari 2019   12:11 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   Pemilu dan pilpres 2019 sudah semakin dekat. Bahkan tensi politik di Tanah Air saat ini sudah semakin memanas saja. Fitnah dan hoax masih saja berseliweran lewat media-media sosial. 

Sangat memprihatinkan mengingat kedua belah pihak sudah pernah berjanji dan berkomitmen tidak akan menggunakan isu-isi berbau SARA, fitnah atau hoax tentang lawan politiknya. Namun semua itu tampaknya hanya janji manis di bibir saja.

 Awal tahun 2019 ini kita sudah langsung dikejutkan oleh hoax tentang "tujuh kontainer dari China berisi 70 juta surat suara yang sudah tercoblos". Isu bohong yang disebarkan oleh salah seorang petinggi tim sukses salah satu capres ini sudah jelas dan gamblang ingin menyerang dan mendiskreditkan kubu capres rival. 

Untunglah pihak yang merasa  jadi sasaran fitnah segera melakukan aksi chek ke lapangan. Dan seperti diperkirakan sebelumnya, "7 kontainer surat suara" itu hanya hoax murahan, yang tentu saja memang disengaja untuk menyerang pihak lawan.

Kita tidak perlu lagi mundur ke belakang untuk membahas ratusan atau ribuan hoax dan fitnah yang sengaja dilakukan salah satu kelompok untuk menyerang kelompok saingannya. 

Selain membuang-buang waktu, ada rasa bosan juga membahasnya terus-menerus. Lebih baik kita menunggu kemungkinan datangnya hoax atau fitnah baru yang dirasa lebih relevan dan aktual. Yang pasti, bagi mereka, menyebar hoax dan sejenisnya itu sudah bagaikan kebutuhan dikarenakan tiadanya prestasi atau hal-hal positif yang bisa disodorkan ke publik.

Jika pertarungan begitu menyala-nyala, apa yang akan dilakukan? Tentu saja melakukan hal-hal yang negatif: mencari celah-celah lawan yang dapat disusupi berbagai isu dan hoax. Tujuannya adalah menggembosi dan menjauhkannya dari rakyat. 

Belum lama ini mereka menerapkan satu taktik yang sama sekali tidak etis, yaitu  dengan sengaja membuka posko di dekat rumah capres yang menjadi lawan. Sangat tidak etis. 

Tetapi memang tidak ada cara lain. Yang namanya keadaban, sopan-santun, tata krama, nilai-nilai budaya euh pakeuh ala masyarakat timur, bagi mereka sudah tidak penting lagi. Yang penting adalah meraih kekuasaan dengan cara apapun!

Yang namanya kompetisi--termasuk dalam pilpres negeri kita ini--akhirnya pasti melahirkan satu pihak yang kalah dan yang menang. Menang dan kalah itu pasti ada. Maka ada jargon, semua pihak harus siap menang dan siap kalah. 

Tapi situasi menjadi runyam kalau ada pihak yang ngotot harus menang. Sangat mengerikan apabila ada pihak yang tidak mau kalah, atau tidak siap kalah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun