Mohon tunggu...
Hans Panjaitan
Hans Panjaitan Mohon Tunggu... -

Biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Jomblo Mencari Cinta (26)

19 Oktober 2014   23:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:27 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

26

TerlambatSudah

POLTAK memenuhi nazarnya. Pukul 17.00 petang lewat beberapa menit, di hari Sabtu itu, Poltak sudah memasuki komplek perumahan kediaman Serly. Namun sebelum dia memasuki gerbang rumah, sejenak Poltak tertegun melihat sebuah sepeda motor bebek butut, diparkir di samping pagar.

Hatinya sempat bertanya-tanya. Namun dia meyakinkan diri bahwaitu pasti sepeda motor milik tamu, teman Pak Suka Prakosa, sesama orang tua pastinya. Rasanya di era millenium ke-3 ini tidak mungkin ada anak muda yang mau mengendarai sepeda motor yang sudah layak masuk museum.

Dengan langkah mantap Poltak mendekati pintu rumah. Tapi alangkah kagetnya dia sewaktu menyaksikangadis idamannya sedang duduk berdua dengan Bonar, mahasiswa senior di kampus mereka yang pada semester ini sedang menyusun skripsi. Si Bonarini kuliahsambil bekerja di sebuah majalah bulanan sebagai wartawan gosip.

Kemesraan dan keintiman yang terpancar dari posisi duduk kedua makhluk berbeda jenis kelamin itu, membuat Poltak hampir pingsan. Apalagi Serly hanya diam saja ketika melihat Poltak datang. Wajahnya dingin. Gadis itu tidak menyapa, apalagi mempersilahkan masuk dan duduk. Si Bonar pun sama sikapnya.

Meski si Bonar ini mengenal dengan baik si Poltak sebagai mahasiswa junior di kampus INJAK, namun dia juga tidak menyapanya. Bahkan raut wajah mahasiswa senior ini seperti kesal dengan kehadiran Poltak ini dengan tiba-tiba. Tanpa perlu bertanya lagi, Poltak membalikkan badan dan meninggalkan rumah itu dengan hati hancur luluh.

Penderitaan batin Poltak belum usai. Di dekat jembatan menjelang keluar komplek Surga Dunia Indah, sejumlah anak mudasedang bernyanyi sambil bermain gitar. Suara mereka memang terdengar fals berat. Tapi semangat mereka bergelora. Mereka membawakan salah satu lagu hits band legendaris PANBERS (Panjaitan Bersaudara)yang terkenal di tahun 1970-an. Lagu itu berjudul “Terlambat Sudah”, yang dinyanyikan Benny Panjaitan.

Langkah kaki Poltak tinggal beberapa meter dari mereka saat anak-anak muda itu tiba pada refrein lagu itu: ... Kini kau datang lagi padaku, setelah kau siksa diriku.... terlambat sudah terlambatsudah, semuanya tlah berlaluuuu.............

Anak-anak muda itu adalah orang-orang yang sama ketika Poltak menginjakkan kaki untuk pertama kali di komplek itu lima bulan lalu, untuk mencari rumah Pak Suka Prakosa di mana Serly tinggal. Ketikaituanak-anak muda itu menyuruh Poltak mencari BH nomor 36.

Sialnya lagi, ketika Poltak melewati anak-anak muda itu, ternyata mereka masih mengenali dirinya. Buktinya, anak mudayang ternyata sopir tembak mikrolet menyapa dengan nada mengejek: Haiiii....Bagaimana Bos, ketemu enggak BH nomor 36 itu?

Tak ayal, suara tawa merekapun berderai. Sampai ada yang terbatuk-batuk.

Perasaan Poltakkosong melompong. Sama sekali tidak bernafsumenanggapi. Dia terus melangkah tanpa mempedulikan olok-olok anak-anak muda itu. {} BERSAMBUNG...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun