Mohon tunggu...
Hansel Alexander
Hansel Alexander Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Farmasi Universitas Airlangga

Saya adalah mahasiswa tahun pertama di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Semua tulisan saya merupakan karya saya sendiri dan tidak merepresentasikan institusi mana pun.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perubahan Iklim Akan Timbulkan Lebih Banyak Pandemi di Masa Depan

9 Juni 2022   13:09 Diperbarui: 9 Juni 2022   13:17 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Saat ini kita telah berada di penghujung pandemi Covid-19 yang
selama kurang lebih dua tahun memaksa kita untuk berada di rumah
dan membatasi interaksi dengan orang lain. Namun ilmuwan
memperingatkan jika kita tidak mengambil tindakan untuk mencegah
perubahan iklim maka kita akan melihat lebih banyak lagi pandemi ke
depannya.


Riset yang dilakukan oleh tim ilmuwan di Georgetown University
menemukan bahwa perubahan iklim yang menyebabkan suhu
menjadi lebih panas dapat menimbulkan hewan-hewan liar
bermigrasi terutama ke daerah padat penduduk. Layaknya COVID-19
yang kemungkinan besar ditularkan dari kelelawar, banyak penyakit
yang ditularkan dari hewan liar ke manusia. Hal inilah yang
menyebabkan perubahan iklim dapat meningkatkan risiko terjadinya
pandemi akibat penularan virus dari hewan ke manusia.


Migrasi hewan liar yang disebabkan oleh perubahan iklim juga dapat
membuat sekelompok hewan bertemu dengan sekelompok hewan lain
yang dalam kondisi normal mereka tidak bertemu. “ Kami khawatir
tentang pasar [hewan liar] karena itu mengumpulkan hewan yang
sakit di tempat yang secara alami mereka tidak lazim bertemu dan
meningkatkan peluang kemunculan yang bertahap- layaknya virus
SARS yang melompat dari kelelawar ke musang lalu dari musang ke
manusia. Tapi kondisi pasar seperti itu tidak spesial lagi karena
dengan perubahan iklim, proses tersebut dapat terjadi secara
sendirinya di mana saja.” Ujar Colin Carlson yang memimpin
penelitian tersebut. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan
bagaimana perubahan iklim mempengaruhi perilaku kelelawar yang
sering menjadi pelaku penyebaran virus baru. Hewan ini memiliki
kemampuan untuk terbang ke jarak yang jauh sehingga penyebaran
virus pun meluas.


Hal senada juga turut disampaikan oleh Jeff Masters, seorang pakar
meteorologi yang menyampaikan kekhawatirannya bahwa
kekhawatiran seluruh dunia adalah penyebaran penyakit terutama
yang ditularkan oleh nyamuk karena nyamuk menyukai tempat yang
hangat dan basah. Malaria, zika, hingga demam berdarah dapat
menyebar ke wilayah baru yang sebelumnya jarang mengalami

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun